Menghadapi musim kemarau 2021, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Dodo Gunawan menyatakan, perlu mewaspadai wilayah-wilayah yang akan mengalami musim kemarau lebih awal dibanding wilayah lainnya seperti di sebagian wilayah Sumatra bagian utara, sebagian kecil Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Sulawesi.
Peningkatan kewaspadaan dan antisipasi dini juga perlu ditingkatkan
untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya, yaitu di Aceh bagian tengah, sebagian Sumatra Utara, Riau bagian utara, Sumatra Barat bagian timur, Jambi bagian barat dan timur, Bengkulu bagian utara, Jawa Barat bagian tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, dan Sulawesi Selatan bagian selatan.
Puncak musim kemarau 2021 diprediksi terjadi pada Agustus 2021. Karena itu kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat diharapkan untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan, dan rawan terjadi kekurangan air bersih.
"Memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau pemerintah daerah dapat lebih mengoptimalkan penyimpanan air untuk memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," kata Dodo.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, kondisi cuaca pada sepekan ke depan (26 Maret -1 April) masih didominasi hujan ringan di sebagian besar Sumatra bagian utara, tengah, salatan dan timur, sebagian Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi bagian utara, selatan dan tenggara, Maluku bagian utara dan tengah, dan sebagian besar Papua.
Selain itu, masih ada beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat seperti di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara , Maluku, Papua dan Papua Barat.
Begitu pula dengan cuaca maritim, Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo mengatakan, perlu diwaspadai terutama saat masih terjadi pemanasan di wilayah Indonesia terkait pergerakan semu matahari, yang biasanya dapat menurunkan tekanan udara hingga menyebabkan angin kencang dan berpotensi gelombang tinggi, utamanya di masa peralihan dan musim kemarau.