Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Yadnya Kasada merupakan salah satu wadah bagi kelestarian budaya dan kesenian yang beragam. Hal itu terlihat dari keterlibatan penyaji yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Upacara Yadnya Kasada adalah upacara adat umat Hindu suku Tengger. Kegiatan ini diselenggarakan setiap tahun pada hari keempat belas bulan Kasada,” ujar Khofifah.
Menurut Khofifah, upacara Yadnya Kasada selalu berlangsung pada bulan purnama. Tradisi ini sudah dilangsungkan sejak abad ke-14. Yad Kasada sendiri termasuk dalam Calendar of Event (CoE) Kemenpar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Sinarto menambahkan, tujuan Yadnya Kasada antara lain untuk mendukung perkembangan pariwisata dan industri kreatif melalui event seni budaya. Termasuk sebagai upaya melestarikan seni dan budaya.
“Ada banyak pertunjukan yang digelar dalam kegiatan ini, antara lain Sendratari Kolosal Joko Seger - Roro Anteng, Pembaca Puisi Kusuma oleh Cornelia Agatha & Reza Rahardian (to be confirm), Topeng Grasak, Reog Ponorogo, Parade Jaranan Tengger, Kesenian Barong Jawa Timur, dan lain-lain,” tutur Sinarto.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menyatakan, Yadnya Kasada yang menjadi bagian dari Eksotika Bromo, akan membuat kawasan wisata tersebut makin dikenal luas. Acara tersebut menjadi sangat istimewa karena digelar menyatu dengan alam. Terlebih, banyak seni budaya nusantara yang akan ditampilkan di sana.
“Ini akan menjadi perhelatan spektakuler yang bakal menarik perhatian wisatawan. Saya yakin akan banyak turis asing yang menghadiri event tersebut. Apalagi, setiap tahun upacara Yadnya Kasada selalu digelar di waktu yang sama,” ucap Rizki.