Cara Media Menggaet Anak Muda dengan TikTok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Singapura, IDN Times - Platform media sosial populer TikTok menjadi bahasan hangat dalam konferensi media digital di Asia tahun ini. Alasannya, mayoritas audiens media digital, yakni millennials dan Gen Z, kini aktif di media sosial asal Tiongkok ini.
Anggapan tersebut mengemuka dalam sesi bertajuk Content For The Next Generation of News Consumer, dalam rangkaian acara Digital Media Asia 2022 di Singapura, 3 hingga 4 November.
Baca Juga: TikTok Luncurkan TikTok Now, Fitur Untuk Bagikan Momen Otentik
1. Pentingnya mengenal audiens dan hadir di platform kegemaran mereka
Dalam sesi tersebut, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, memaparkan betapa pentingnya bagi media untuk mengenal audiensnya, generasi muda.
"Ada beragam format untuk menyajikan berita termasuk lewat kuis. Itu sangat engage degan anak muda. Dengan TikTok, kami meluncurkan Indonesia Berani Vaksin untuk mempromosikan vaksinasi dalam bahasa lokal," kata Uni.
Dalam kampanye tersebut, IDN Times mengundang 34 dokter dari 34 provinsi di Indonesia untuk menyampaikan ajakan bervaksinasi COVID-19 dalam bahasa daerah masing-masing, agar pesan tersebut lebih mudah diterima masyarakat.
Tantangan bagi IDN Times kini adalah mencari cara untuk memberdayakan 1,3 juta follower-nya di Tiktok. "Kami melihat TikTok bisa mengundang pengguna baru yang harapannya bisa pindah ke situs kami, untuk membaca berita lebih banyak dan lebih dalam," ujar Uni.
2. Mengangkat topik serius dengan cara TikTok
Editor’s picks
Sementara, media asal Filipina GMA Network mendapat tantangan saat mulai menggunakan TikTok. GMA baru saja memenangkan penghargaan Best Engagement untuk kampanye #DapatTotoo yang didesain untuk meningkatkan awareness anak muda soal Pemilu 2022 di negara tersebut.
"Tantangannya adalah meyakinkan para bos, manajemen di atas. Meyakinkan mereka yang tradisionalis bahwa kami tahu apa yang kami lakukan di TikTok ini berpengaruh. Tapi kini kami sudah menang penghargaan, jadi...," tawa Aileen Rae Perez, Head of Social GMA.
3. TikTok hanya jalur distribusi, isu, konten dan nilai berita tetap yang utama
Terlepas dari serunya joget-joget dan lagu di TikTok, para pemimpin media sepakat platform ini hanyalah cara untuk mencapai anak muda. Alat untuk distribusi. Sebab, dalam jurnalistik, isu dan nilai dalam berita yang harus jadi menu utama.
"Contoh paling baru, kasus pembunuhan Brigadir Yosua di Indonesia, semua orang membicarakannya termasuk di TikTok. Saya ingin menekankan bahwa platform ini adalah jalur distribusi. Yang tetap terpenting adalah isu, konten, dan nilai utama dari sebuah berita," ucap Uni.
4. TikTok adalah satu dari sekian banyak jalur komunikasi
Pada kesempatan ini, Aileen juga mengatakan, "TikTok hanyalah satu dari sekian alat belajar. Seperti kita mulai belajar jadi jurnalis, kita belajar cara menulis, mengambil dan menyunting gambar. Jadi jangan mengkotak-kotakkan TikTok hanya untuk anak muda. Kita semua jurnalis, kita semua komunikator yang harus selalu belajar berkomunikasi dan menyampaikan pesan."
Seperti halnya jurnalis yang harus terus belajar, media juga harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi termasuk media sosial. Mulai dari eranya Facebook, Instagram, dan kini TikTok.
Baca Juga: Peduli Kesehatan Mental, TikTok Luncurkan Pusat Kesehatan Digital