Miris, Alfiani Belum Pernah Pulang Sejak Jadi Pramugari Lion Air

Kisah pilu korban Lion Air JT 610

Jakarta, IDN Times - Alfiani Hidayatul Solikah, pramugari Lion Air yang ikut dalam penerbangan bernomor JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang ini dikenal sebagai siswi yang pintar semasa sekolah. 

Perempuan berumur 20 tahun itu merupakan lulusan SMA Negeri 1 Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

"Anaknya smart' pintar, dan ketika kelas 10 selalu dapat rangking," ujar Rindang Wahyu, guru Bahasa Inggris Alfi, sapaan akrab Alfiani di SMA Negeri 1 Dolopo.

Baca Juga: KNKT Pastikan Pesawat Lion Air Masih Utuh Sebelum Hantam Laut

1. Suasana duka menyelimuti keluarga dan rekan Alfiani

Miris, Alfiani Belum Pernah Pulang Sejak Jadi Pramugari Lion AirIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Rumah duka yang berada di Desa Mojorejo, Kebonsari, Madiun, Jawa Timur, sudah terpasang tenda dan tersusun kursi-kursi meskipun belum ada kejelasan tentang kepastian Alfian meninggal dunia. Tetangga, saudara, dan sahabat terus berdatangan ke rumah duka.

Keluarga masih terus bersabar dan berharap berita baik tentang Alfian, meskipun belum ada informasi yang pasti mengenai keberadaan dari Alfiani.

2. Belum pernah pulang selama dua bulan

Miris, Alfiani Belum Pernah Pulang Sejak Jadi Pramugari Lion AirInstagram.com/@alfianihidayatulsolikah

Menurut informasi dari keluarga, sejak bekerja menjadi pramugari di maskapai Lion Air dua bulan lalu, Alfiani belum pernah pulang ke kampung halamannya.

"Terakhir bertemu saat diterima jadi pramugari. Ia sempat pulang bertemu dengan keluarga yang juga sedang berkumpul, semua senang kalau Alfiani diterima bekerja sebagai pramugari. Ia juga meminta doa restu," kata paman Alfiani, Suwito, seperti dilansir kantor berita Antara.

3. Keluarga sudah memberikan sampel DNA

Miris, Alfiani Belum Pernah Pulang Sejak Jadi Pramugari Lion AirIDN Times/Nofika Dian Nugroho

Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah mengambil sampel DNA dari kedua orangtua Alfiani. Tim DVI mengambil sampel dengan mendatangi rumah keluarga korban yang berada di Dusun Gantrung, Desa Mojorejo, Kebonsari, Madiun, Jawa Timur.

"Sampel DNA yang kami ambil ini untuk kepentingan identifikasi jenazah yang ditemukan di Jakarta," ujar anggota tim DVI Polda Jatim drg Yurika Artanti.

Tak hanya sampel darah yang diambil, tim DVI juga mengambil sampel kuku dan rambut kedua orangtua yang akan dicocokan dengan DNA Alfiani. Lalu mereka meminta keterangan dari pihak keluarga, tentang apapun yang ada di tubuh Alfiani yang memungkinkan dijadikan ciri khas untuk mengenalinya. 

Di antara benda itu seperti tanda lahir, bekas luka, foto terbaru, berat dan tinggi badan, properti yang mungkin ia kenakan seperti anting atau kalung.

"DNA itu data primer. Tapi selain itu kami juga menanyakan properti yang biasa digunakan sebagai data sekunder untuk membandingkan dengan data yang sudah ada," kata dia.

4. Berhasil identifikasi 14 korban

Miris, Alfiani Belum Pernah Pulang Sejak Jadi Pramugari Lion AirANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Hingga Minggu (4/11), tim DVI Polri sudah berhasil mengidentifikasi tujuh jenazah yaitu Rohmanir Pandi Sagala, Dodi Junaidi, Muhammad Nasir, Janry Efriyanto Sianturi, Karmin, Harwinoko, dan Verian Utama. 

Sebelumnya tim DVI juga sudah berhasil identifikasi tujuh korban, yaitu Endang Nur Sribagusnita, Wahyu Susilo, Fauzan Azima, Jannatun Cintya Dewi, Candra Kirana, Monni, dan Hizkia Jorry Saroinsong.

Semoga cepat ketemu ya Alfiani dan seluruh korban Lion Air JT 610.

Miris, Alfiani Belum Pernah Pulang Sejak Jadi Pramugari Lion AirIDN Times/ Cije Khalifatullah

Baca Juga: Tim Penyelam Evakuasi Lion Air JT 610 Jalani Terapi Hiperbarik

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya