Ikut Demo Tolak BBM Naik, Pelajar Ngaku HP-nya Disadap

Pelajar kerap diintimidasi saat ingin menyampaikan aspirasi

Jakarta, IDN Times - Pelajar yang mengikuti aksi demonstrasi tolak kenaikan harga BBM di Patung Kuda, Jakarta Pusat mengaku HP miliknya sempat disadap oleh oknum tak dikenal.

Diketahui, salah satu aliansi pelajar yang turut hadir dalam demo tersebut, Federasi Pelajar Jakarta (Fijar).

Baca Juga: Pemuda Pancasila Demo, Minta Erick Thohir Dipecat dan Pertamina Bubar

1. Akun media sosial pelajar diretas

Ikut Demo Tolak BBM Naik, Pelajar Ngaku HP-nya DisadapIlustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Koordinator aksi Fijar, Faith menjelaskan sejumlah HP pelajar, termasuk akun jejaring media sosial seperti Instagram dan Facebook sempat disadap.

"Kawan pelajar yang mengikuti aksi biasanya HP-nya disadap, beberapa akun Instagram, Facebook itu pasti di-hack," ujar dia saat ditemui di lokasi, Selasa (13/9/2022).

Baca Juga: Buruh dan Mahasiswa Demo Bareng, KASBI: Rezim Jokowi-Ma'ruf Gagal!

2. Sekolah larang pelajar ikut aksi

Ikut Demo Tolak BBM Naik, Pelajar Ngaku HP-nya DisadapDemo di Patung Kuda, Mahasiswa Gelar Aksi Bakar Keranda (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Faith juga menuturkan, pelajar yang ingin mengikuti aksi juga dilarang oleh sekolah. Dia juga menilai ada peringatan dari pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) ke sejumlah sekolah.

"Kawan-kawan di sekolah itu pasti ada aturan yang melarang pelajar untuk turun aksi, itu salah satu peringatan dari Kemendikbud biasanya," kata dia.

Baca Juga: Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM Ricuh, Paksa Terobos ke Istana

3. Pelajar yang ikut aksi diancam dikeluarkan dari sekolah

Ikut Demo Tolak BBM Naik, Pelajar Ngaku HP-nya DisadapDemo Mahasiswa Ricuh, Paksa Terobos ke Istana hingga Jebol Kawat Berduri (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Lebih lanjut Faith menjelaskan, banyak pelajar yang diancam dikeluarkan bila bersikap kritis dan mengikuti demonstrasi.

"Banyak juga kawan-kawan dari sekolahnya diintimidasi mau di-DO karena mengikuti aksi itu tidak ada yang namanya kebebasan berekspresi dan berdemokrasi," imbuh dia.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya