Jalan Kaki ke Jakarta, Biksu Thailand Pulang Naik Pesawat

Biksu Thailand akan hadiri Waisak di Borobudur

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama (Kemenag), Supriyadi, mengatakan sekelompok Biksu Thailand yang jalan kaki ke Candi Borobudur, Jawa Tengah, akan pulang dengan menaiki pesawat.

Sebagaimana diketahui, ada 32 biksu yang melakukan ritual Thudong dengan berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur. Ritual ini dilakukan untuk menyambut hari Waisak pada 4 Juni 2023.

"Pulangnya, Biksu Thailand yang melakukan ritual Thudong naik pesawat (ke Thailand)," kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2023).

Baca Juga: Kemenag Laporkan Peretasan Running Text Asrama Haji Bekasi ke Polisi

1. Biksu Thailand pulang dengan biaya mandiri

Jalan Kaki ke Jakarta, Biksu Thailand Pulang Naik PesawatRombongan 32 biksu Thudong berjalan kaki sebagai upaya mengikuti ajaran Buddha untuk mengikuti serangkaian acara Waisak di Borobudur. (IDN Times/Dok Panitia Penyambutan Biksu Thudong)

Supriyadi menuturkan puluhan biksu dari Negeri Gajah Putih tersebut pulang dengan biaya dari yayasannya. Mereka direncanakan pulang dari Bandara Soekarno Hatta.

Selama di Indonesia, Kemenag membantu puluhan Biksu Thailand itu dalam bentuk birokrasi hingga perizinan. Sehingga mereka dengan mudah bisa memasuki wilayah Indonesia.

"Mereka pulang tidak dibiayai Kemenag. Biaya pulang secara mandiri dari yayasan," ucap dia.

Kemenag mengatakan, biksu dari Thailand itu belum tentu akan melakukan ritual Thudong juga pada perayaan Waisak 2024.

Baca Juga: Biksu Positif Narkoba, Kuil Buddha di Thailand Dikosongkan 

2. Ribuan umat Buddha akan hadiri acara di Candi Borobudur

Jalan Kaki ke Jakarta, Biksu Thailand Pulang Naik PesawatMatahari terbit terlihat dari Candi Borobudur di Magelang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Peringatan Hari Raya Waisak dipusatkan di Candi Borobudur. Sekitar lima ribu umat Buddha diprediksi akan menghadiri perayaan tersebut. Tak hanya diikuti oleh umat dari Indonesia, umat dan biksu di sejumlah negara juga rencananya akan hadir dalam peringatan itu.

"Saat ini yang sudah kita sepakati dengan pihak pengelola Candi Borobudur itu 4.500 sampai 5.000 orang," imbuh dia.

Selain itu, dia juga mengimbau kepada para pengurus pusat organisasi untuk menyuarakan kepada anggotanya di daerah tentang pesan-pesan kebersamaan merajut dan merangkai Buddha Dhamma yang telah tertanam dalam relung hati diri umat Buddha.

"Kalau kita semua bisa menampilkan dan menunjukkan bahwa kebersamaan yang betul-betul alamiah, bukan dipaksakan," tutur Supriyadi.

Baca Juga: Sandiaga Akan Sambut 32 Biksu yang Jalan Kaki dari Thailand-Borobudur

3. Mengenal tradisi Thudong

Jalan Kaki ke Jakarta, Biksu Thailand Pulang Naik PesawatPara Biksu melakukan ritual Thudong. (IDN Times/Imam Faishal)

Melansir laman Kemenag, ritual Thudong adalah perjalanan religi yang biasanya ditempuh dengan jalan kaki puluhan ribu kilometer. Perjalanan ini biasanya dilakukan oleh para Biksu atau dikenal juga dengan sebutan Bhante. Bhante sendiri merupakan sebutan agung yang disematkan untuk Biksu yang diakui serta dihormati dalam Buddha.

Ritual ini biasanya dilaksanakan menjelang hari-hari tertentu. Misalnya, untuk saat ini, ritual Thudong dilaksanakan menjelang hari Waisak. Istilah Thudong pun berasal dari bahasa Thailand. Menurut Oxford Reference, istilah Thudong artinya adalah tradisi para Biksu yang merujuk pada praktik pertapaan.

Menurut Bhante Dhammavuddho melalui Kemenag, Thudong sudah berlangsung sejak dahulu. Sejak zaman Sang Buddha, belum ada vihara dan tempat tinggal para Bhante. Para Bhante itu diberi kesempatan untuk tinggal di gunung, hutan, atau gua.

Bhante Dhammavuddho menambahkan, biasanya para Biksu akan berjalan selama 4 bulan untuk melaksanakan tradisi ini. Karena di Indonesia ada Candi Borobudur, ritual tahun ini dilaksanakan dari Thailand menuju Indonesia (Borobudur).

Di tahun ini, para Biksu memulai perjalanannya pada 23 Maret 2023 lalu dari Nakhon Si Thammarat, Thailand. Lalu mereka melewati Malaysia, Singapura, dan mulai tiba di Batam pada 8 Mei 2023 lalu.

Tentunya, tradisi atau ritual ini dilakukan bukan tanpa tujuan. Tujuannya sendiri adalah untuk melatih kesabaran para Biksu. Bhante Dhammavuddho mengatakan, sang Buddha mengajarkan bahwa kesabaran merupakan praktik dhamma paling tinggi. Ini tentunya harus diterapkan juga kepada para Biksu.

Saat melakukan tradisi ini, para Biksu akan terkena hujan dan panas. Selain itu, mereka juga hanya makan sehari sekali dan minum seadanya. Mereka pun gak pernah berbaring dan hanya mengenakan jubah dari potongan kain. Itulah kenapa, tradisi ini dikatakan untuk melatih kesabaran para Biksu atau Bhante.

Baca Juga: Sandiaga Akan Sambut 32 Biksu yang Jalan Kaki dari Thailand-Borobudur

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya