Komisi VII DPR: Harga BBM Belum Tentu Naik Pekan Depan

Harga pertalite menyesuaikan jadi Rp10 ribu per liter?

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto, memastikan jika harga BBM jenis Pertalite dan Solar belum tentu bakal naik pekan depan. Bakal ada beberapa hal yang harus dilkalkulasikan sebelum memutuskan hal itu.

Sebagaimana diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyatakan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan segera mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi.

"Belum tentu (ada kenaikan harga). Kita akan hitung, sedang kumpulkan berapa windfall profit kenaikan komoditas yang dinikmati negara itu berapa, apa masih bisa mengkompensasi," kata Sugeng dalam acara Gelora Talk, dikutip Kamis (25/8/2022).

1. Naiknya harga BBM berdampak pada harga barang pokok

Komisi VII DPR: Harga BBM Belum Tentu Naik Pekan DepanMobil tangki sedang mengisi BBM di Terminal BBM. (dok. Pertamina Patra Niaga)

Sugeng menilai, penyesuaian harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar akan berdampak melambungnya harga barang pokok hingga terjadi inflasi. 

Tentunya, kata dia, kondisi tersebut akan semakin memberatkan kehidupan masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah.

"Ini harus dihitung betul, dengan asumsi perhitungan bahwa kenaikan Pertalite 10 persen saja, bisa berdampak terhadap inflasi 0,5 persen, kalau ditambah Solar bisa 0,8 persen. Di satu sisi rakyat miskin harus diselamatkan, dan anggaran negara tidak juga jebol," ujar dia.

Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Gelar Demo Massal Awal September 

2. Kebutuhan BBM Pertalite cuma sampi Oktober 2022

Komisi VII DPR: Harga BBM Belum Tentu Naik Pekan Depanilustrasi harga BBM (IDN Times/Aditya Pratama)

Sugeng memastikan, kebutuhan BBM Pertalite yang ada saat ini dipastikan hanya sampai Oktober 2022. Sehingga perlu dicarikan solusi yang benar-benar komprehensif untuk menyelamatkan inflasi, keuangan negara dan BUMN yang diberikan penugasan.

Komisi VII DPR, lanjut Sugeng, mengusulkan harga Pertalite sekarang Rp7.650 per liter akan disesuaikan di harga Rp10.000 per liter. Begitupun harga solar sekarang Rp5.510 per liter akan menjadi sektiar Rp7.000 per liter. 

"Paling banter naik maksimum 30 persen menjadi Rp10.000 per liter untuk Pertalite. Sedangkan pengguna motor, angkot dan solar untuk keperluan angkutan logistik masih tetap, harganya seperti sekarang. Kalau angkutan industri, pakai harga baru,” kata dia.

3. Indonesia dinilai rentan terhadap gejolak harga energi

Komisi VII DPR: Harga BBM Belum Tentu Naik Pekan DepanIlustrasi mengisi BBM. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Sugeng mengatakan, anggaran subsidi tentunya tidak cukup dengan mempertimbangkan dinamika perkembangan kondisi riil ekonomi. Apalagi, 70 persen BBM Subsidi dinikmati oleh kelompok masyarakat yang tidak berhak.

Harga ICP di dalam APBN 2022 dipatok 63 dollar AS per barrel kenyataannya sekarang 104 dollar AS per barrel. Sementara nilai tukar rupiah yang diperkirakan Rp 14.350 juga bergerak melemah jadi Rp14.500 per dollas AS.

"Jadi Indonesia memang rentan terhadap gejolak harga energi. Mayoritas untuk memenuhi kebutuhan ini mengacu pada harga impor dan tidak berada dikendali pemerintah," ujar dia.

Baca Juga: Suntikan Anggaran Subsidi Belum Pasti, Harga BBM Jadi Naik?

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya