Pidato Anies Saat Milad PKS, Bahas Politik hingga Prestasi di DKI 

Kehadiran Anies disambut meriah kader PKS

Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan menyampaikan berbagai pandangan dalam pidato kebangsaan di acara Puncak Milad ke-212 Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Acara tersebut digelar di Istora Senayan, Jakarta Pusat, pada Sabtu (21/5/2023). Pantauan IDN Times di lokasi, ribuan kader PKS yang terdiri dari berbagai kalangan memadati jalannya acara.

Selain Anies, sejumlah tokoh nasional yang diundang pun sempat jadi pembicara, di antaranya Waketum NasDem, Ahmad Ali; Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); hingga mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

PKS sendiri tergabung dalam KKP bersama NasDem dan Demokrat sebagai parpol pendukung Anies yang diajukan menjadi bacapres pada Pilpres 2024.

Dalam acara itu, kehadiran Anies disambut meriah simpatisan PKS. Beberapa kali, Anies juga diteriaki presiden oleh mereka.

Baca Juga: PKS Rayakan Milad di Istora, Anies, AHY, JK Bakal Hadir

Pidato Anies di acara Puncak Milad ke-21 PKS

Pidato Anies Saat Milad PKS, Bahas Politik hingga Prestasi di DKI Anies Baswedan di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Pasar Minggu, Jakarta Selatan (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Berikut isi pidato Anies dalam Milad PKS ke-21:

Alhamdulillah di sore yang cerah ini kita diberi kesempatan untuk memperingati 21 tahun perjalanan PKS, yang perjalanannya tadi diungkapkan berkali-kali PKS telah menjadi salah satu partai yang bisa dijadikan teladan dalam demokrasi. PKS konsisten bahwa dalam berdemokrasi memiliki dua peran, ada masa di dalam pemerintahan, dan ada masa berperan di luar pemerintahan. PKS menjalankan itu dengan konsisten.

Karena itulah, ini bisa menjadi contoh 21 tahun adalah masa yang pendek untuk sebuah organisasi, masih panjang jalan ke depan. Mempesona di tulis hari ini itu penting, tapi mempesona ditulis oleh para sejarawan itu jauh lebih penting.

PKS memberikan dokumen kepada para sejarawan nanti sebagai partai yang konsisten memainkan perannya ketika di dalam pemerintahan kontributif ketika membuat pemerintahan. Ini adalah peran yang luar biasa yang dimainkan PKS.

Peringatan hari ini harusnya diselenggarakan pada April, tapi karena jadwal yang lain-lain akhirnya diselenggarakan Mei. Ini pilihannya adalah 20 Mei, bersamaan dengan 115 tahun momen kebangkitan nasional.

Karena itu, izinkan kami juga menengok pada perjalanan bangsa bahwa momen kebangkitan nasional 115 tahun yang lalu adalah momen di mana kita bangkit, perlawanan yang dulu lokal, yang dulu fisik menjadi perjuangan yang terkoordinir dengan kekuatan intelektual, politis, dan memiliki identitas kebangsaan yang kuat.

Momen kebangkitan nasional adalah awal dari perjuangan menuju kemerdekaan. 37 tahun kemudian kita meraih kemerdekaan dan ini adalah kesempatan untuk kita reflektif, ketika kita bergerak ke depan. Di hari kebangkitan nasional, kita harus ingat bahwa kita pernah bangkit, tapi tidak ada jaminan bahwa bangkit itu artinya terus-menerus menjadi kuat.

Bangsa-bangsa di seluruh dunia ada masa mereka bangkit pembesar, masa mereka pelan-pelan turun, bahkan gagal. Karena itu, momen ini di saat ulang tahun PKS bersamaan dengan momen kebangkitan nasional, mari kita tengok bangsa ini harus bisa bangkit lebih kuat sambil kita lihat pelajaran dari bangsa-bangsa di seluruh dunia. Ribuan tahun sejarah sudah mencatat bangsa yang bangkit dan bangsa yang kemudian hilang.

Sebuah buku berjudul Why Nation Fail, Mengapa negara gagal, studi ini bukan studi teoritis, studi ini adalah mengumpulkan berbagai peristiwa mengambil hikmahnya apa yang harus kita perhatikan supaya kita terus bisa bangkit ke depan. Ada tanda-tanda mengapa gagal mengapa kemunduran adalah dua unsur utama institusi politik dan institusi ekonomi.

Ketika institusi politik dan ekonomi bersifat ekstraktif memeras maka pelan-pelan negaranya akan turun.

Tapi kalau institusi ekonomi, institusi politik sifatnya inklusif memberikan kesempatan setara pada semua, pelan-pelan negara akan menjadi kuat, akan menjadi berkembang.

Negara dengan institusi politik bersifat memeras, menyingkirkan, cenderung konsolidasikan kekuatan kewenangan pada satu pemimpin, pada satu grup, pada satu kelompok. Kekuasaan yang tidak disebar dan tidak dibagikan kepada semua. Negara dengan institusi politik yang memeras dan menyingkirkan memberikan kesempatan partisipasi yang terbatas, partisipasi yang terkendali. Bahkan mereka-mereka yang berbeda pikiran politiknya sering dipinggirkan dari arena.

Negara dengan institusi politik yang memeras menyingkirkan ini sering tidak mengindahkan etika, aturan hukum, bahkan peraturan bisa ditekak tekuk, bisa diterapkan setelah tebang pilih, dan seringkali dibuat hanya untuk untungkan mereka yang sedang berada di dalam lingkar kekuasaan.

Mudah-mudahan tanda-tanda seperti ini tidak ada di negeri kita. Ada apa tidak? Ada yang merasakan? Jangan sampai ada! Karena itu tanda-tanda bukan menuju kesuksesan. Sebaliknya, negara dengan institusi politik yang bersifat melayani semua yang menjunjung tinggi pilar demokrasi dan memberikan kewenangan kepada cabang-cabang pemerintahan agar saling mengawasi, menyeimbangkan. Negara yang seperti ini akan kita saksikan tanpa konflik kepentingan.

Misalnya, yang seperti ini tidak ada market player yang sekaligus regulator. Kalau pedagang, ya, pedagang saja, jangan pedagang sekaligus pejabat sekaligus pembuat aturan. Apalagi membuat aturan yang terkait perdagangan yang dibuatnya, juga tidak kemudian serba rangkap jabatan apalagi rangkap jabatan yang bertumpuk-tumpuk. Juga memastikan meritokrasi berjalan dalam pemerintahan, bukan memberikan keistimewaan pada keluarga.

Negara negara yang institusi politik yang melayani ini cenderung menjunjung tinggi tinggi tegaknya rule of law sehingga yang dilakukan adalah memperkuat cabang-cabang hukum agar independen, terbebas dari intervensi politik, dan transparan dalam setiap pengambilan keputusan dan ini yang harus kita perkuat di republik ini.

Terakhir, negara dengan institusi politik inklusif yang melayani akan menjunjung tinggi kesempatan warga untuk menyuarakan pandangannya, pikirannya, aspirasinya, tanpa sedikitpun ada rasa takut.

Negara yang inklusif adalah negara yang tidak berperan, negara yang membuka ruang pada kritik, negara atau pemerintah yang memiliki kekuatan aparat, memiliki kekuatan anggaran, memiliki kekuatan media bahkan kekuatan senjata yang dimiliki oleh rakyat adalah gagasan aspirasi dan kata-kata. Jangan sampai kata-kata itu pun dilarang. Izinkan kata-kata rakyat bisa muncul ke permukaan.

Jika saat ini ada pasal-pasal yang dikenakan ke mekera yang ungkapkan pendapat, maka ke depan kita perlu pasal di UU kita yang secara tegas melarang persekusi atas kebebasan berpendapat.

Jadi, saya juga alami saat tugas di Jakarta. Saat di pemerintahan, maka kita jadi kotak pos kritik, tapi harus diterima sebagai bagian dari pekerjaan. Tidak ada satu pun yang dilaporkan dan dipersekusi.

Negara dengan institusi ekonomi yang memeras cenderung membatasi kesempatan ekonomi dan sumber daya finansial hanya pada sebagian kalangan. Mereka yang dekat dengan lingkar kekuasaan saja, mereka yang dekat lingkaran kekuasaan. Sedangkan yang jauh tidak mendapatkannya, ini yang harus kita hindari. Harus dihadirkan transparansi dan pengawasan atas penyalahgunaan kekuasaan seperti ini.

Negara dengan inklusif adalah yang berikan kesempatan terbuka, lebar, pada semuanya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk hadirkan ini harus dipastikan yang kecil bisa jadi besar tanpa mengecilkan yang besar.

Jadi, bukan hanya bersifat ekstraktif memberikan kesempatan pada yang besar untuk makin besar. Tapi memastikan, semua dapat kesempatan yang sama. Negara dengan institusi ekonomi yang ekstratif ini cenderung abai dengan pelayanan pulik dan pembangunan infrasturktur. Sebaliknya yang inklusif melayani semua. Kalau bicara infrastruktur, kita lihat banyak pembangunan infrastruktur besar di zaman pemerintahan ini. Kita ambil contoh pembangunan jalan.

Berdasarkan data, pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode sebelumnya. 63 persen dari jalan tol berbayar di Indonesia, itu dibangun di era pemerintahan sekarang. Sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km itu adalah jalan berbayar.

Sedangkan, jalan yang tak berbayar, yang digunakan oleh semua secara gratis, yang hubungkan mobilitas penduduk dari desa ke perkotaan, yang bawa produk pertanian, perkebunan, dan perikanan, dari sentra tempat dihasilkan ke pasar terbangun 19 ribu km di pemerintahan ini.

Kalau coba saya bandingkan dengan zaman SBY, jalan tak berbayar yang dibangun adalah sepanjang 144 ribu atau 7,5 kali lipat. Jika dibandingkan dengan jalan nasional, di pemerintahan ini membangun sepanjang 590 km, pada 10 tahun sebelumnya, 11.800 km. 20 kali lipat. Kita belum bicara mutu, standar, dan lain-lain. Kita bicara panjang jalannya.

Kedua, infrastruktur ini jelas diperlukan sama-sama tapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa keberpihakan ketika berbicara institusi ekonomi memberikan kesetaraan kesempatan kepada semua. Kita perlu pikirkan ke depan institusi dan infrastruktur yang inklusif dan menunjang keseharian.

Kita ambil contoh yang sama-sama dikerjakan di Jakarta, Kepulauan Seribu selama bertahun-tahun adalah yang tidak jadi perhatian. Bersama dengan PKS dan Demokrat, kita pastikan wilayah itu bukan wilayah tertinggal, tapi mendapat kesempatan yang sama dari kita. Kan setelah terpenuhi air, listrik, transportasi, kalau datang ketemu mereka sekarang bilangnya "Pak Gub kita butuh ATM sekarang." Itu menggambarkan mereka sudah meningkat kebutuhan.

Karena itu, perjalanan 5 tahun di Jakarta kemarin adalah perjalanan kita membawa janji untuk rakyat Jakarta dan janji itu kita lunasi sama-sama untuk rakyat Jakarta. Ini saatnya kita songsong amanah yang lebih besar untuk rakyat Indonesia. Kita harus bangkit dengan kekuatan sendiri. Disampaikan pentingnya untuk kita menggunakan kekuatan bangsa Indonesia.

Di ujung utara Jakarta, ada sebuah stadion yang terbangun, mamanya JIS. Stadion itu pecahkan rekor dunia karena infrastruktur yang dibangun adalah salah satu yang paling rumit di dunia.

Karena harus angkat sebuah atap yang beratnya 36 ribu ton, sama seperti 24 ribu mobil bersamaan. Dikerjakan dengan kompleksitas sangat tinggi, bahkan program NatGeo menempatkan ini salah satu proyek yang bisa jadi pelajaran bagi seluruh dunia. Dan siapa yang membangun? Semua anak-anak yang dididik di Indonesia, yang bersekolah di Indonesia. Tidak gunakan tenaga luar, mereka sama hebatnya. Dunia terpesona pada hasil kerja anak-anak indonesia.

Kami tawarkan gagasan, ditunjukkan. Kita harapkan kontestasi ke depan kita jadikan ajang adu tawaran terbaik untuk bangsa. Ini kalau tantangannya adu lari pagi keliling Indonesia, saya kalah. Tapi kalau tantangannya adu gagasan, karya, rekam jejak, maka insyaallah saya nyatakan siap.

Dan bersyukur sekali, perjuangan kita berkelanjutan. 5 tahun lalu kita berjalan bersama-sama bawa perubahan di Jakarta. Dan alhamdulillah atas izin Allah perjuangan di Jakarta telah berhasil lunasi janji pada rakyat Jakarta.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Anies Baswedan Sentil Mayoritas Pembangunan Jalan Era Jokowi Berbayar

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya