Seorang Satpam di Jombang Bunuh Diri, Tinggalkan Surat Permintaan Maaf

Gantung diri usai salat zuhur

Jombang, IDN Times - Seorang yang berprofesi petugas keamanan (Satpam) berinisial FB (39) warga Cakarayam IV/2, RT 03 RW 01, Kabupaten Jombang ditemukan meninggal dalam kondisi jasadnya tergantung di dapur tempat kerjanya, di kantor yayasan ICME Jombang, Jalan Dokter Sutomo, Kelurahan Jombatan, Kabupaten Jombang.

Sebelum peristiwa yang diduga bunuh diri itu, korban sempat salat dan meninggalkan selembar surat.

"Korban ditemukan meninggal dunia dengan posisi tergantung seutas tali tambang warna biru di ruang dapur sekitar jam 12.45 WIB usai salat zuhur," kata Kapolsek Jombang, AKP Bambang Setyobudi dalam keterangan tertulis, Minggu malam (16/5/2021).

Baca Juga: Mengenal Depresi Situasional, Gangguan yang Bisa Terjadi pada Siapapun

1. Korban sempat disuruh makan tapi menolak

Seorang Satpam di Jombang Bunuh Diri, Tinggalkan Surat Permintaan MaafPolisi mengidentifikasi jenazah korban. IDN Times/Istimewa

Bambang menjelaskan, sebelum ditemukan tewas, teman kerjanya bernama Suryana (56) sempat melihat korban menuju ke musala kantor untuk salat zuhur. Saat itu Suryana juga sempat memanggil korban, menyuruh untuk makan yang sudah selesai ia masak.

"Korban saat itu menjawab nggeh mengken mawon (Ya, nanti dulu)," kata Bambang menirukan keterangan saksi Suryana.

Usai melaksanakan salat zuhur, korban menghampiri Suryana ke kamarnya dan berjabat tangan sembari mengucapkan permintaan maaf jika selama ini mempunyai kesalahan. Ucapan tersebut disampaikan korban dalam bahasa jawa.

"Korban diajak makan namun menolak dengan halus lalu keluar dari kamar dan menuju ke depan kantor," jelasnya.

2. Korban gantung diri tinggalkan surat

Seorang Satpam di Jombang Bunuh Diri, Tinggalkan Surat Permintaan MaafSurat yang ditinggalkan korban bunuh diri.IDN Times/Istimewa

Tak berselang lama, saat Suryana hendak makan siang dan mencuci tangan ke dapur, terkejut melihat korban dalam keadaan tergantung di ruangan dapur. Korban gantung diri dengan menggunakan tali tambang warna biru yang dikaitkan pada kayu balok kuda-kuda atap dapur.

"Saksi meminta tolong dan memberitahu temannya Djonaedi (47) bahwa korban meninggal bunuh diri dengan cara gantung diri. Selanjutnya dilaporkan ke Polsek Jombang," ujarnya.

Saat melakukan olah TKP, petugas kepolisian menemukan selembar surat yang diduga ditulis oleh korban sebelum meninggal. Tulisan itu dalam bahasa jawa dengan inti permohonan maaf kepada ibunya serta saudaranya.

Isi surat tersebut "Sepurane seng akeh yo buk, aku gak iso ngenakno sampean. Mas Ony aku jaluk sepuro sing akeh. Mbak Lemok aku njaluk sepuro seng akeh. Ibuku ambek aku gelek ngrewok sampean"

"Maaf banyak ya bu, saya belum bisa membahagiakan. Mas Ony maaf banyak, Mbak Lemok maaf banyak. Ibu dengan saya sering merepotkan kamu"

4. Diduga bunuh diri karena depresi

Seorang Satpam di Jombang Bunuh Diri, Tinggalkan Surat Permintaan MaafIlustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih lanjut Bambang mengatakan, hasil identifikasi Polres Jombang serta pemeriksaan luar oleh dokter Puskesmas Jabon, Jombang, tidak ditemukan tanda-tanda yang mengarah pada kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Kesimpulan sementara, korban meninggal akibat gantung diri yang diperkuat dengan keluar air mani dari kemaluan, lidanya menjulur keluar serta bekas luka jeratan akibat tambang di leher.

"Diduga meninggal dunia akibat gantung diri yang disebabkan karena mengalami depresi," terang mantan Kapolsek Jogoroto tersebut.

Ia menyebut, pihak keluarga korban menerima kejadian tersebut dengan ikhlas dan meminta untuk tidak dilakukan autopsi jenazah. Selanjutnya, jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan sesuai dengan permintaan keluarga korban.

Mari bersama cegah perilaku bunuh diri 

Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.

Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444

NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diri telp: (021) 9696 9293email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHTmessage via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID)direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesiatelp: (021) 500454

Baca Juga: Video Penggagalan Bunuh Diri di Tulungagung Viral di Media Sosial

Zain Arifin Photo Verified Writer Zain Arifin

Jombang, Nganjuk, Mojokerto

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya