Anti Suap, 3 Eksportir Pertanian Dapat Layanan Prioritas Karantina

Integritas adalah kunci pembangunan negara

Sentul, IDN Times - Tiga perusahaan eksportir komoditas pertanian yakni PT. Tereos FKS Indonesia, PT. Charoen Pokphand Indonesia, dan PT. Neutron Mitra Abadi kini mendapatkan layanan prioritas dari Badan Karantina Pertanian (Barantan) melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon. Hal ini tidak lepas dari inisiatif dan komitmen ketiga pelaku usaha tersebut dalam mencegah terjadinya suap di layanan karantina pertanian. Komitmen tiga perusahaan tersebut dibuktikan dengan menandatangani Sertifikat Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). 

1. Dapat mempersingkat dwelling time

"Peluang korupsi bagi pelayan publik paling besar terjadi akibat suap. Upaya pencegahan terjadinya suap, lebih efektif apabila dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersinggungan, yakni pemberi layanan karantina dan pengguna jasa," kata Banun Harpini, Kepala Barantan saat membuka Sosialisasi Layanan Prima hari Jumat (5/10) di Sentul, Bogor. 

Banun menjelaskan bahwa ketiga perusahaan agribisis yang telah menandatangani SMAP tersebut telah menjalani proses penilaian profil dan sudah dinyatakan lulus. Dengan komitmen SMAP ini, pemeriksaan karantina terhadap komoditas yang diekspor melalui pelabuhan akan menjadi lebih cepat. Sehingga memotong waktu masa tunggu atau dwelling time.

2. Badan Karantina Pertanian telah menerapkan standar internasional

Sejak bulan Oktober 2017 silam, Badan Karantina Pertanian telah mulai menerapkan standar ISO 37001:2016 tentang SMAP. Dari 52 Unit Pelaksana Teknis di lingkup Barantan, telah ada 34 UPT menerapkannya. Bahkan, Balai Besar Karantina Pertanian Makassar menjadi Unit Pelaksana Teknis atau unit publik pertama yang meraih sertifikasi berstandar internasional untuk anti penyuapan. 

“Karantina Makassar bahkan tidak saja menjadi unit publik yang pertama di lingkup Kementerian Pertanian, juga unit publik yang pertama di Indonesia,” tambah Banun. 

Komitmen Barantan untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi melalui penerapan SMAP ini akan terus dikembangkan. Kinerja dan kredibilitas seluruh jajaran petugas baik di pusat dan unit pelaksana teknis akan terus menjadi perhatian.

3. Bekerja sama dengan Bank Mandiri guna meningkatkan efisiensi

Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatangan kerja sama antara Badan Karantina Pertanian dengan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam hal pemanfaatan mini Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk transaksi pembayaran penerimaan negara bukan pajak atau PNBP secara elektronik. Kerjasama ini ditandatangani bersama oleh Kepala Barantan dan Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar.

"Sebagai salah satu bank persepsi, kami terus mendukung upaya pemerintah memperlancar pelayanan kepada masyarakat," kata Alexandra.

Sistem Layanan Bank Mandiri, e-money ini akan diintegrasikan dengan sistem monitoring arus barang secara real time yang dimiliki oleh Barantan, Indonesian Quarantine Full Automation System (IQ-FAST). Integrasi sistem ini diujicobakan akhir tahun 2018 di Karantina Cilegon dan akan segera diberlakukan di seluruh unit pelaksana teknis karantina di Indonesia. Harapannya, sistem ini dapat mengatasi permasalahan keterlambatan penyetoran PNBP yang selama ini dilakukan secara manual.

4. Merupakan wujud terobosan baru dalam hal kebijakan

Sesuai dengan instruksi Menteri Pertanian, dalam rangka meningkatkan pengawasan produk pertanian di tempat pemasukan dan pengeluaran di seluruh wilayah Indonesia, perlu adanya terobosan kebijakan dan penerapan sistem informasi yang terintegrasi. Saat ini 10 unit pelaksana teknis di Badan Karantina Pertanian telah terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single Window (INSW), dan akan terus bertahap integrasi terhadap sistem ini di seluruh Indonesia.

"Single Submission, merupakan inisiasi dari Badan Karantina Pertanian di tahun 2013 dan kini telah diadopsi oleh Kemenko Perekonomian di sektor ekonomi. Ini salah satu terobosan guna memperlancar arus barang yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing bagi produk pertanian ekspor dan menjadikan harga lebih terjangkau bagi produk pertanian yang diimpor," pungkas Banun.

Topik:

  • Karsa Adiguna

Berita Terkini Lainnya