Rencana Pemindahan Pusat Pemerintahan Jabar Melalui Kajian Komprehensif

Jabar akan punya kota yang berkualitas, modern, dan berkelanjutan

Kota Bandung, IDN Times – Rencana pemindahan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat sudah melalui proses dan kajian komprehensif. Demikian pula dengan tiga kandidat ibu kota, yakni Tegalluar (Kabupaten Bandung), Walini (Kabupaten Bandung Barat), dan Segi Tiga Rebana (Kabupaten Majalengka).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso menjelaskan, urgensi pemindahan pusat pemerintahan Jabar ialah tuntutan peningkatan kinerja pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Hal itu sangat tergantung dari koordinasi antar-OPD se-Jabar.

“Alasan mendasar efektivitas dan efisiensi pelayanan, mengingat Lokasi kantor Pemerintahan Pemprov Jabar masih terpisah. Selain itu, adanya keunggulan konektivitas kawasan, dengan adanya pembangunan Kereta Cepat, BIJB, Tol Cipali, dan Tol Cisumdawu,” kata Taufiq.

Selain efektivitas dan efisiensi, kata Taufiq, pemindahan pusat pemerintahan dilatarbelakangi untuk mengurangi beban Kota Bandung. Dengan memindahkan pusat pemerintahan, Jabar juga akan memiliki kota baru yang berkualitas, modern, dan berkelanjutan.

“Mengurangi beban Kota Bandung dengan membuat kota baru yang berkualitas, modern, serta sustainable. Sehingga, beban yang di Bogor, Depok, dan Bekasi, maupun Bandung Raya berkurang, sehingga kedua metropolitan itu dapat melakukan pemulihan, city repair,” ucap Taufiq.

Taufiq pun mengatakan, rencana pemindahan pusat pemerintahan Jabar ada sebelum masa kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Hal itu diwujudkan dengan adanya kajian Pusat Pemerintahan Walini oleh Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Jabar.

“Sudah ada (sebelum masa kepemimpinan Ridwan Kamil-Uu), diwujudkan dengan kajian Pusat Pemerintahan Walini oleh Disperkim. Dengan adanya dinamika perkembangan infrastruktur, dikaji opsi selain Walini,” kata Taufiq.

“Pertimbangan utama dipilihnya ketiga daerah itu karena keunggulan konektivitas dan infrastruktur wilayah. Lalu, adanya Kereta Cepat, BIJB, dan Cipali,” imbuhnya.

Menurut Taufiq, Bappeda Jabar sendiri sudah mengkaji ketiga daerah tersebut dengan mempertimbangkan sejumlah aspek. Mulai dari daya dukung lingkungan dan lahan, sosial, serta hukum.

“Bappeda bersama Disperkim tengah mengkaji opsi-opsi terpilih. Selain itu, Bappeda juga sudah melakukan koordinasi dengan kabupaten-kabupaten yang akan menjadi lokasi kajian. Sehingga, kami mengantongi data yang komprehensif,” tutupnya.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya