Mentan Amran Minta Pertahankan Program Strategis Kementan yang Sukses

Pada 2020, Kementan fokus pada pengembangan SDM pertanian

Bogor, IDN Times – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta agar program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil dijalankan selama hampir lima tahun terakhir untuk terus dilanjutkan. Beberapa program yang dilanjutkan tersebut, antara lain program akselerasi ekspor pertanian, optimasi lahan rawa, dan B100.

“Arahan ini bukan main-main. Tolok ukur keberhasilannya sudah terbukti dan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, khususnya dari FAO (Food and Agriculture Organization-Red) dan negara-negara lain," ungkap Menteri Amran dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian 2019 di Botanic Square IPB Bogor, Selasa (18/06/2019).

1. Banyak pencapaian di sektor pertanian selama pemerintahan Jokowi-JK

Mentan Amran Minta Pertahankan Program Strategis Kementan yang SuksesIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Amran menyebutkan bahwa selama era pemerintahan Jokowi-JK, banyak torehan sejarah baru di sektor pertanian, seperti peningkatan produksi sejumlah komoditas strategis.

“Jagung yang dulunya kita impor 3 juta ton senilai Rp 10 triliun, sekarang sudah ekspor hampir 1 juta ton. Bawang merah dulu kita impor 35.000 ton setiap tahunnya sekarang kita sudah ekspor. Padi juga demikian. Kita bahkan saat ini hingga tiga tahun ke depan, kita akan melihat lompatan produksi padi nasional yang akan mampu mencukupi kebutuhan pangan untuk 1 miliar penduduk,” tutur Mentan Amran.

Untuk program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), Mentan Amran berkomitmen akan terus memacu implementasinya di lapangan. Salah satu upayanya dengan menggiatkan mekanisasi dan inovasi teknologi lahan rawa.

2. Keberhasilan program Kementan ditentukan oleh kerja sama semua stakeholder yang terlibat

Mentan Amran Minta Pertahankan Program Strategis Kementan yang SuksesIDN Times/Kementan

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhi mengungkapkan bahwa upaya Kementan dalam optimasi lahan rawa dilaksanakan di sejumlah wilayah, seperti Provinsi Sumatera Selatan seluas 220.000 hektare, Kalsel 153.363 hektare, dan Sulawesi Selatan 33.505 hektare.

"Selain di Kalsel, Sulsel, dan Sumsel, program Serasi juga akan dialokasikan di Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Riau. Tahun ini kami targetkan optimasi bisa dilakukan pada lahan rawa seluas 500.000 hektare," ungkap Sarwo Edhy.

Sarwo menyebut keberhasilan program Serasi akan sangat ditentukan kerja sama semua stakeholder yang terlibat. Saat ini Kementan turut melibatkan TNI-AD dalam pendampingan kegiatan. Petani pun terus didorong untuk terlibat menggarap lahan rawa. Sebagai bentuk bantuan, Kementan memberikan pompa gratis dan ekskavator.

"Jika dikembangkan dengan benar, lahan rawa juga bisa memberikan hasil pertanian yang sangat menguntungkan. Agar dapat memanfaatkan lahan rawa dengan tepat, kita harus berani menghadapi tantangan bertani di lahan rawa," tutur Sarwo Edhy.

3. Peningkatan kompetensi SDM pertanian

Mentan Amran Minta Pertahankan Program Strategis Kementan yang SuksesIDN Times/Toni Kamajaya

Selain mempertahankan program strategis yang terbukti berdampak positif, Mentan Amran turut mengungkapkan bahwa pada 2020, Kementan akan fokus pada pengembangan SDM pertanian.  Pada tahun ini, Kementan sudah menggiatkan pendidikan dan pelatihan untuk mencetak petani milenial. Pada 2020, program tersebut akan terus digerakkan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Momon Rusmono menuturkan, peningkatan kompetensi SDM pertanian menjadi hal yang krusial dalam mencapai visi pembangunan pertanian, yaitu mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Untuk mendukung visi pembangunan pertanian, misi kami antara lain mewujudkan pendidikan vokasi pertanian yang kompetitif, serta memantapkan sistem pelatihan dan sertifikasi profesi pertanian yang berdaya saing,” tutur Momon.

BPPSDMP juga terus memantapkan sistem untuk penyuluhan pertanian. Diharapkan sistem yang dibangun bisa makin padu dan berkelanjutan. Untuk memperkuat sistem penyuluhan pertanian, BPPSDMP akan mengoptimalkan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Berbasis teknologi informasi dan komunikasi, BPP tidak lagi sebatas tempat pertemuan bagi para penyuluh, tapi juga bisa memfasilitasi akses petani terhadap sumber-sumber permodalan, pasar, dan teknologi pertanian.

Topik:

  • Ezri T Suro

Berita Terkini Lainnya