Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi suplemen vitamin D (pexels.com/Supplements On Demand)
ilustrasi suplemen vitamin D (pexels.com/Supplements On Demand)

Intinya sih...

  • Investigasi diluncurkan terkait keracunan 16 orang di Spanyol akibat overdosis vitamin D dari suplemen cacat.

  • Panduan dosis aman vitamin D menurut Akademi Kedokteran Nasional Amerika Serikat (NASEM) dan risiko overdosis.

  • Dampak overdosis vitamin D termasuk hiperkalsemia, gangguan ginjal, risiko jantung, dan bahkan kematian.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Kementerian Kesehatan Spanyol mengeluarkan peringatan terhadap penggunaan vitamin D yang berlebihan. Peringatan ini disampaikan setelah 16 orang di Kepulauan Balearic dirawat di rumah sakit akibat hypervitaminosis D yang dipicu suplemen cacat. Vitamin D memang penting untuk penyerapan kalsium dan kesehatan tulang, tetapi kekurangan maupun kelebihan dapat berdampak serius pada tubuh.

Mereka menekankan pentingnya penggunaan suplemen hanya sesuai kebutuhan medis. Sementara, kasus ini mencuat di tengah meningkatnya konsumsi vitamin D di Spanyol.

“Suplemen hanya boleh diresepkan jika memang diperlukan secara klinis. Penggunaan tanpa pengawasan, terutama jika melebihi dosis yang direkomendasikan, dapat menyebabkan efek samping dan tidak dianjurkan tanpa indikasi medis tertentu,” kata Kementerian Kesehatan Spanyol dikutip dari Medscape.

1. Investigasi diluncurkan

ilustrasi suplemen (pexels.com/Pixabay)

Layanan Keamanan Pangan Kepulauan Balearic melaporkan bahwa keracunan terjadi pada orang sehat yang mengonsumsi produk multivitamin dari penjual daring tanpa panduan dokter. Pasien pertama yang teridentifikasi mengalami nyeri perut, mual, dan muntah, lalu dinyatakan menderita gagal ginjal akut, hiperkalsemia, serta kadar vitamin D dalam darah yang sangat tinggi. Kondisi ini mendorong dilakukannya investigasi kesehatan masyarakat.

Dilansir dari Daily Mail, Badan Keamanan Pangan dan Gizi Spanyol (AESAN) menyatakan bahwa meski batch suplemen cacat itu awalnya hanya beredar di Balearic, ada kemungkinan produk tersebut telah tersebar ke wilayah lain.

Pada 2019, Badan Obat dan Alat Kesehatan Spanyol juga pernah memperingatkan risiko hypervitaminosis D akibat produk dosis tinggi, menyusul banyaknya laporan kasus pada orang dewasa dan anak-anak melalui Sistem Farmakovigilans Spanyol.

2. Panduan dosis aman dan penggunaan vitamin D

ilustrasi penelitian kesehatan (pexels.com/Tara Winstead)

Menurut Akademi Kedokteran Nasional Amerika Serikat (NASEM), kebutuhan harian vitamin D untuk orang dewasa usia 19–70 tahun adalah 600 IU (15 mikrogram) dan 800 IU untuk usia di atas 70 tahun. Angka ini bertujuan mempertahankan kadar vitamin D serum minimal 20 ng/mL demi kesehatan secara umum, sedangkan kadar di bawah 12 ng/mL menandakan defisiensi.

Untuk penderita kadar rendah, seperti lansia, penghuni panti jompo, atau pasien osteoporosis, suplementasi 400–2000 IU per hari dapat diberikan setelah evaluasi klinis.

Batas asupan tertinggi yang dapat ditoleransi bagi orang dewasa adalah 4.000 IU per hari, dan konsumsi jangka panjang di atas 10.000 IU berisiko tinggi menimbulkan toksisitas. Menurut Cleveland Clinic, pada sebagian orang, gejala bahkan dapat muncul di dosis 2.000 IU per hari.

Kementerian Kesehatan Spanyol meminta masyarakat dan tenaga medis mengandalkan bukti klinis sebelum menggunakan vitamin D, serta melakukan tes diagnostik sebelum meresepkan. Sebuah studi terbaru juga mencatat kenaikan kasus hypervitaminosis D pada anak, meski jumlahnya masih jarang.

3. Apa yang terjadi jika overdosis vitamin D?

ilustrasi sakit perut (pexels.com/cottonbro studio)

Dilansir dari Economic Times, hypervitaminosis D menyebabkan hiperkalsemia atau kadar kalsium tinggi dalam darah, dengan gejala awal berupa mual, muntah, sembelit, penurunan nafsu makan, dan nyeri perut. Efek neurologis dapat meliputi kebingungan, lemas, sakit kepala, bahkan koma pada kasus parah. Gangguan ginjal seperti haus berlebihan, sering buang air kecil, dehidrasi, batu ginjal, dan nephrocalcinosis juga dapat muncul, sementara risiko jantung meliputi aritmia, hipertensi, dan palpitasi.

Ginjal menjadi organ yang paling rentan karena harus menyaring kalsium berlebih akibat kelebihan vitamin D, yang dapat memicu gagal ginjal akut. Konsumsi kronis juga memicu kalsifikasi pembuluh darah dan katup jantung, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Pada 2024, seorang koroner Inggris mengaitkan kematian pria 89 tahun dengan konsumsi vitamin D berlebihan, yang menyebabkan gagal jantung dan ginjal.

“Suplemen vitamin dapat memiliki risiko dan efek samping yang sangat serius jika dikonsumsi secara berlebihan,” ujarnya, dikutip dari Times of India.

Lembaga Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) juga memperingatkan bahwa kadar vitamin D yang sangat tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal, detak jantung tidak teratur, dan bahkan kematian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team