7 Obat Ini Sebaiknya Tidak Diminum bersama Vitamin D

- Vitamin D penting untuk mengobati dan menurunkan risiko kondisi yang berhubungan dengan kadar vitamin D rendah, seperti rakitis dan osteoporosis.
- Statin, digoksin, orlistat, kortikosteroid, diltiazem, diuretik thiazide, dan minyak mineral adalah obat-obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama vitamin D karena dapat menyebabkan interaksi merugikan.
- Jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan, bicarakan dengan dokter sebelum memulai suplementasi vitamin D untuk mencegah risiko interaksi obat dan efek samping merugikan.
Vitamin D adalah vitamin yang berperan dalam peradangan dan metabolisme (pembuatan energi). Tubuh membutuhkan vitamin D untuk mengobati dan menurunkan risiko kondisi yang berhubungan dengan kadar vitamin D yang rendah, seperti rakitis dan osteoporosis.
Vitamin D bisa didapatkan dari makanan, paparan sinar matahari langsung, maupun suplemen. Namun, kalau mendapatkannya dari suplemen, berhati-hatilah karena vitamin D dapat berinteraksi dengan obat dan suplemen lain yang mungkin kamu konsumsi. Karenanya, jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan, bicarakan dengan dokter sebelum memulai suplementasi vitamin D.
Ini dia beberapa obat yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersama vitamin D.
1. Statin
Statin digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Vitamin D dapat mengurangi penyerapan obat kolesterol ini diserap dalam darah dan mengalir melalui tubuh.
Statin dan vitamin D juga sama-sama dimetabolisme oleh enzim hati yang disebut sitokrom P450 3A4. Jika kamu mengonsumsi vitamin D dan statin, keduanya akan bersaing untuk mendapatkan enzim tersebut. Hal ini menyebabkan kadar salah satu obat dalam tubuh menjadi lebih tinggi dan kadar obat lainnya menjadi lebih rendah.
2. Digoksin

Digoksin adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti gagal jantung dan fibrilasi atrium. Mengonsumsi digoksin dengan suplemen vitamin D dosis kecil biasanya tidak menyebabkan interaksi. Namun, dosis tinggi vitamin D dapat meningkatkan kadar kalsium darah.
Memiliki kadar kalsium yang tinggi saat mengonsumsi digoksin meningkatkan risiko toksisitas digoksin. Hal ini dapat menyebabkan mual dan muntah, diare, dan masalah irama jantung. Dalam beberapa kasus, toksisitas digoksin juga mengancam jiwa.
3. Orlistat
Orlistat adalah obat resep yang digunakan untuk membantu menurunkan berat badan. Orlistat bekerja dengan menghalangi tubuh menyerap lemak dalam makanan. Dan, karena vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak, orlistat dapat mengurangi penyerapan vitamin ini.
Kalau kamu harus mengonsumsi keduanya, sebaiknya konsumsi vitamin D sebelum tidur atau setidaknya 2 jam terpisah dari dosis orlistat.
4. Steroid

Kortikosteroid sering diresepkan untuk mengurangi peradangan dan mengobati kondisi kesehatan seperti kolitis ulseratif atau asma.
Steroid dapat mengurangi penyerapan kalsium, yang memengaruhi seberapa baik vitamin D diserap dan digunakan dalam tubuh. Karenanya, kadar vitamin D yang rendah lebih umum terjadi pada orang yang mengonsumsi steroid.
5. Diltiazem
Diltiazem adalah obat yang diresepkan untuk mengobati kondisi jantung dan pembuluh darah tertentu. Interaksi antara vitamin D dan diltiazem terkait dengan bagaimana kedua obat tersebut memengaruhi kadar kalsium. Dosis tinggi vitamin D dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia. Kadar kalsium yang tinggi dapat meningkatkan risiko aritmia jika kamu juga mengonsumsi diltiazem.
Jika konsumsi vitamin D harianmu di bawah 4.000 IU, maka risiko interaksi antara diltiazem dan vitamin D biasanya rendah. Namun, untuk amannya, beri tahu dokter jika kamu mengonsumsi diltiazem dan vitamin D. Dokter akan memantau kadar kalsium dan vitamin D dengan saksama.
6. Diuretik thiazide

Diuretik membantu tubuh membuang kelebihan cairan. Diuretik diresepkan untuk beberapa kondisi, termasuk tekanan darah tinggi.
Salah satu golongan diuretik adalah thiazide, yang mengurangi jumlah kalsium yang dikeluarkan tubuh. Akibatnya, kalsium dapat menumpuk di aliran darah.
Vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium. Jadi, mengonsumsi thiazide dan vitamin D dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya hiperkalsemia. Hiperkalsemia dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti batu ginjal dan irama jantung yang tidak normal.
7. Minyak mineral
Minyak mineral adalah obat pencahar bebas yang melunakkan tinja dengan mencegah penyerapan air di usus besar. Karena vitamin D larut dalam lemak, minyak mineral bisa menghambat penyerapannya dengan menahannya di usus.
Meski interaksinya tergolong ringan, tetapi tetap disarankan memberi tahu dokter atau apoteker jika kamu mengonsumsi vitamin D. Biasanya, mereka akan menyarankan agar kedua zat tersebut dikonsumsi dengan jeda beberapa jam.
Beberapa obat dapat menyebabkan interaksi jika dikonsumsi bersama vitamin D. Hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping atau mencegah tubuh menyerap vitamin D.
Sebelum mengonsumsi vitamin D, beri tahu dokter semua obat yang sedang kamu konsumsi. Dokter dapat memeriksa interaksi vitamin D dan menentukan apakah kamu perlu membuat perubahan pada regimen pengobatan.
Referensi
"Vitamin D Interactions." GoodRx. Diakses April 2025.
"Medications You Shouldn’t Mix With Vitamin D." Health. Diakses April 2025.