4 Perbedaan Vitamin D dan D3, Penting untuk Kesehatan Tulang

Kita perlu bersyukur karena tinggal di negara tropis yang hangat. Pasalnya, wilayah tropis memperoleh paparan sinar matahari yang cukup. Tentunya, kita bisa mendapatkan sumber vitamin D secara gratis dari sinar matahari langsung tersebut.
Namun, kenyataannya kasus kekurangan vitamin D di Indonesia tergolong tinggi. Hasil tes dikatakan defisiensi vitamin D apabila kurang dari 30 Ng/mL. Studi dalam Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat menyebutkan rata-rata orang Indonesia memiliki kadar vitamin D sebesar 15 ng/mL.
Apabila kamu mengira jenis vitamin D cuma satu, artikel ini cocok untukmu. Faktanya, jenis vitamin D bukan hanya satu. Ada pula vitamin D3 yang gak kalah penting untuk tubuh. Kita akan membahas bersama perbedaan vitamin D dan D3. Yuk, baca sampai habis!
1. Apa itu vitamin D dan D3?

Jenis vitamin berdasarkan kelarutannya dibagi menjadi dua, yaitu yang larut dalam air dan larut dalam lemak. Vitamin D adalah salah satu kategori vitamin esensial yang larut lemak, sehingga bisa lebih lama disimpan oleh tubuh kita.
Sprektum vitamin D lebih luas dibandingkan vitamin D3. Vitamin D merupakan gabungan dari vitamin D2 (ergokalsiferol) dan D3 (kolekalsiferol). Laman Cleveland Clinic menyebutkan peneliti menemukan senyawa vitamin D1, tetapi setelah penelitian lebih lanjut ternyata senyawa gabungan vitamin D2 dan zat lain. Lantas, vitamin D1 tersebut dihapuskan.
2. Sumber vitamin D dan D3 juga memiliki perbedaan

Kita dapat memenuhi vitamin D dari beragam cara, misalnya sinar matahari, makanan, atau suplemen. Secara alami, tubuh memproduksi vitamin D3 setelah terpapar sinar matahari. Sebaliknya, vitamin D2 tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh.
Selain sinar matahari, sumber vitamin D3 sebagian besar diperoleh dari makanan hewani. Dilansir dari laman WebMD menyebutkan makanan tinggi vitamin D3 di antaranya adalah ikan trout pelangi, ikan salmon, telur, serta hati ayam. Di sisi lain, sumber vitamin D2 berasal dari jamur dan khamir.
3. Manakah yang lebih efektif?

Salah satu peran vitamin D yaitu membantu dalam penyerapan kalsium dan fosfor. Zat-zat tersebut sangat penting untuk kesehatan tulang dan otot. Di samping itu, vitamin D diperlukan tubuh untuk menjaga imunitas, menurunkan gejala peradangan, menstabilkan kadar gula darah, serta fungsi kognitif.
Gabungan vitamin D2 dan D3 mampu memenuhi kadar vitamin D di dalam tubuh. Laman Verywell Health menyebutkan sebuah penelitian menunjukkan vitamin D3 mudah diserap dibandingkan vitamin D2, sehingga kadar vitamin D tercukupi dengan baik. Itulah sebabnya banyak orang beranggapan vitamin D3 lebih efektif dibandingkan D2.
4. Apa perbedaan suplemen vitamin D2 dan D3?

Para ahli merekomendasikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin D sebesar 600 hingga 800 IU setiap harinya. Jumlah tersebut akumulas dari gabungan jenis vitamin D (D2 dan D3). Suplemen vitamin D tersedia untuk memenuhi kekurangan vitamin D.
Kedua jenis vitamin D berasal dari sumber yang berbeda, termasuk suplemennya. Laman Drugs menyampaikan vitamin D2 diproses memakai radiasi ultraviolet ergosterol dalam ragi. Jenis vitamin ini cocok untuk seseorang yang diet vegan atau vegetarian. Sedangkan vitamin D3 menggunakan menggunakan iradiasi 7-dehidrokolesterol dari lanolin (dari wol domba).
Dosis vitamin D2 dikemas lebih tinggi dibandingkan dosis D3. Jika kamu ingin mengonsumsi suplemen vitamin D, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui dosis yang sesuai.
Perbedaan vitamin D dan D3 tidaklah signifikan. Keduanya sama-sama berperan penting dalam tubuh. Jika kamu memiliki pagi yang luang di hari libur, luangkan waktu untuk berjemur dan olahraga. Jangan lupa gunakan tabir surya untuk melindungi kulitmu, ya!
Referensi
"Vitamin D vs. D3: What’s the Difference?". Verywell Health. Diakses pada Juli 2025.
"Vitamin D vs D2 vs D3: What's the difference between them?". Drugs. Diakses pada Juli 2025.
"Breaking Down Vitamin D, D2 and D3". Cleveland Clinic. Diakses pada Juli 2025.
"Vitamin D vs. D3: what's the difference?". Everly Well. Diakses pada Juli 2025.
"Foods High in Vitamin D3". WebMD. Diakses pada Juli 2025.
Hasthiono, F, dkk. 2023. Hubungan Asupan Vitamin D dan Keluhan Muskuloskeletal pada Kelompok Usia 17-35 Tahun. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol 12. No 2