Ilustrasi tahanan (IDN Times/Mardya Shakti)
Selain George dan Alfred, ada orang lainnya yang telah dijatuhi hukuman dalam pembunuhan terhadap Daphne Galizia, yaitu adalah Vincent Muscat, yang menghindari persidangan setelah sebelumnya mengubah pengakuannya menjadi bersalah. Muscat dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.
Tersangka lainnya adalah Yorgen Fenech, seorang pengusaha terkemuka di Malta, yang memiliki kedekatan dengan pejabat senior di pemerintahan. Jaksa meyakini Fenech sebagai pihak yang menyewa Degiorgio bersaudara untuk membunuh.
Fenech ditangkap pada 2019 dan didakwa pada 2021 atas dugaan keterlibatan dalam pembunuhan, baik dengan memerintahkan atau menghasut kejahatan, menghasut orang lain untuk melakukan kejahatan atau dengan janji untuk memberikan imbalan, dan juga didakwa atas konspirasi untuk melakukan pembunuhan. Fenech telah mengajukan pembelaan tidak bersalah untuk semua tuduhan dan saat ini sedang menanti untuk diadili.
Pelaku lainnya adalah Melvin Theuma, seorang sopir taksi yang telah mengaku sendiri dan diberikan pengampunan oleh presiden pada 2019 sebagai imbalan atas kesaksian keterlibatan Fenech dan para tersangka lainnya. Theuma telah diminta oleh orang yang tidak disebutkan namanya untuk menemukan seseorang untuk membunuh Daphne Galizia. Sopir taksi itu mendekati salah satu saudara Degiorgio dan menawarkan 150 ribu euro (Rp2,2 miliar).
Dua tersangka lainnya adalah Jamie Vella dan Robert Agius, didakwa sebagai pemasok bom, tetapi persidangan mereka belum dimulai.
Para komplotan ini pada awalnya berniat membunuh dengan senapan, tetapi kemudian diubah menjadi bom. Dalam meledakan bom, George menggunakan ponselnya sebagai alat pemicu ledakan. Hal itu dilakukan melalui kabin kapal penjelajah di Grand Harbour Malta.