Keduanya merupakan merupakan anggota koalisi karyawan bernama “No Azure for Apartheid”, yang menentang penjualan teknologi komputasi awan Microsoft kepada pemerintah Israel.
Namun, mereka berpendapat bahwa acara pada Kamis tersebut serupa dengan kampanye donasi bagi orang-orang yang membutuhkan yang pernah disetujui oleh Microsoft.
“Kami memiliki banyak anggota komunitas di Microsoft yang kehilangan keluarga, teman, atau orang terkasih. Namun, Microsoft benar-benar gagal menyediakan ruang bagi kami untuk berkumpul, berbagi duka, dan menghormati kenangan orang-orang yang sudah tidak bisa bersuara," kata Abdo Mohamed, seorang peneliti dan ilmuwan data.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Microsoft menyampaikan bahwa mereka telah mengakhiri hubungan kerja dengan beberapa individu sesuai dengan kebijakan internal.
"Kami tetap berdedikasi untuk menjaga lingkungan kerja yang profesional dan penuh hormat. Karena pertimbangan privasi dan kerahasiaan, kami tidak dapat memberikan rincian spesifik," tambahnya.