Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perjuangan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Mata Warga Gaza

bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)
Intinya sih...
  • Kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina di Gaza.
  • Video momen terakhir Sinwar menginspirasi banyak warga Palestina untuk bergabung dengan gerakan tersebut.
  • Hamas bersumpah bahwa kematian Sinwar hanya akan memperkuat gerakan tersebut dan tidak akan berkompromi terkait persyaratan gencatan senjata dengan Israel.

Jakarta, IDN Times - Kabar kematian pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, meninggalkan duka mendalam bagi warga Palestina di Gaza. Namun, lebih daripada itu, perjuangannya dalam melawan pendudukan, bahkan hingga menjelang kematiannya, menginspirasi banyak warga Palestina.

Sinwar terbunuh dalam baku tembak dengan pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan, pada Rabu (16/10/2024). Kematiannya diumumkan pada Kamis (17/10/2024).

Sebuah video yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan Sinwar, dengan wajah ditutupi keffiyeh, terduduk di dalam sebuah apartemen yang hancur. Dengan kondisi terluka parah, pria berusia 62 tahun itu mencoba melemparkan sebuah tongkat ke arah drone Israel yang sedang merekamnya.

"Dia meninggal dengan mengenakan rompi militer, berjuang dengan senapan dan granat, dan ketika terluka serta berdarah, dia berjuang dengan tongkat. Begitulah cara pahlawan meninggal," kata Adel Rajab, 60 tahun, ayah dua anak di Gaza, dilansir dari Reuters.

"Saya telah menonton video itu 30 kali sejak tadi malam, tidak ada cara yang lebih baik untuk mati. Saya akan menjadikan video ini sebagai tontonan wajib setiap hari untuk anak-anak saya, dan cucu-cucu saya di masa depan," kata Ali, seorang sopir taksi berusia 30 tahun di Gaza. 

1. Hamas bersumpah bahwa kelompoknya akan semakin kuat usai kematian Sinwar

Bagi banyak warga Palestina, video yang menunjukkan momen-momen terakhir Sinwar berpotensi menginspirasi banyak orang untuk bergabung ke dalam kelompok tersebut.

"Mereka mengatakan dia bersembunyi di dalam terowongan. Mereka mengatakan dia menahan tahanan Israel di dekatnya untuk menyelamatkan nyawanya. Kemarin kami melihat bahwa dia justru memburu tentara Israel di Rafah, tempat pendudukan beroperasi sejak Mei," kata Rasha, seorang ibu berusia 42 tahun di Gaza.
 
“Beginilah para pemimpin berjalan, dengan senapan di tangan. Saya mendukung Sinwar sebagai seorang pemimpin dan hari ini saya bangga padanya sebagai seorang martir,” tambahnya.

Sementara itu, Hamas bersumpah bahwa kematian Sinwar hanya akan memperkuat gerakan tersebut, seraya menambahkan bahwa mereka tidak akan berkompromi terkait persyaratan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.

“Dia meninggal sebagai pahlawan, menyerang tanpa melarikan diri, memegang senapannya, dan melawan tentara pendudukan di garis depan,” kata Hamas, yang baru mengonfirmasi kematian pemimpinnya tersebut pada Jumat (18/10/2024).

2. Warga di Gaza berharap perang dapat segera berakhir

Israel menganggap Sinwar sebagai arsitek serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 253 lainnya disandera. Serangan itu kemudian memicu perang di Gaza, yang telah menewaskan sedikitnya 42.500 warga Palestina.

Rajab, yang memuji kematian Sinwar sebagai tindakan heroik, mengatakan bahwa ia tidak mendukung serangan 7 Oktober, karena percaya bahwa Palestina belum siap untuk perang besar-besaran dengan Israel. Namun, perjuangan Sinwar hingga detik-detik kematiannya membuatnya bangga sebagai orang Palestina.

Sementara itu, sejumlah warga Palestina di Gaza berharap kematian Sinwar dapat membuka jalan untuk mengakhiri perang, dengan anggapan bahwa Israel tidak lagi punya alasan untuk melanjutkan agresi militernya.

“Mereka selalu mengatakan ingin melenyapkan Sinwar untuk menghentikan perang ini,” kata seorang warga bernama Ali Chameli.

Namun, warga lainnya, Ramadan Faris, mengungkapkan bahwa hasil perang tidak bergantung pada nasib siapa pun.

“Ini adalah perang pemusnahan terhadap rakyat Palestina, seperti yang kita semua tahu dan pahami,” ujarnya.

3. Keluarga para sandera desak pemerintah Israel segera capai kesepakatan dengan Hamas

Sementara itu, kematian Sinwar disambut dengan sorak-sorai di Israel. Di kota Tiberias, ratusan orang menari, mengibarkan bendera, dan memutar musik keras-keras usai mendengarkan berita tersebut.

“Ini sangat bagus. Dia orang jahat dan waktunya telah tiba. Ini adalah hadiah untuk semua orang. Baik warga Palestina yang bersama kami maupun orang Yahudi," kata Nissim Weizmann kepada BBC,

Namun, sebagian lainya khawatir bahwa terbunuhnya pemimpin Hamas itu akan mempengaruhi prospek pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.

“Sejujurnya, saya merasa sedikit mati rasa. Saya mempunyai keprihatinan yang mendalam terhadap para sandera, dan sangat sulit untuk menemukan keyakinan dan harapan. Dan saya selalu berpikir, bagaimana jika itu adalah saya, mungkinkah putra saya yang bersama saya?'," kata Anat Ron Kandle di Tel Aviv.

Sedikitnya 101 sandera diperkirakan masih berada di Gaza. Selama berbulan-bulan, keluarga mereka telah melakukan demonstrasi untuk pemerintah Israel segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas demi memulangkan orang-orang yang mereka cintai.

Einav Zangauker, yang putranya disandera, mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk tidak mengabaikan nasib para sandera.

“Sekarang pergilah ke mediator dan masyarakat dan sampaikan inisiatif baru Israel. Jika Netanyahu tidak menggunakan momen ini dan tidak bangkit sekarang untuk menyusun inisiatif baru Israel – bahkan dengan mengorbankan perang – itu berarti dia telah memutuskan untuk meninggalkan para sandera dalam upaya untuk memperpanjang perang dan membentengi pemerintahannya," ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us