Ilustrasi bendera Mauritania. (Pixabay.com/Kaufdex)
Ibba Sarr, seorang penjual ikan di pasar Nouakchott, mengatakan bahwa angin kencang dalam dua hari terakhir telah memindahkan mayat-mayat itu lebih dekat ke pantai. Sarr mengatakan ia melihat sekitar 30 mayat dikumpulkan dari pantai.
"Pasti akan ditemukan mayat-mayat tak bernyawa lainnya dalam dua hari ke depan," kata dia, dilansir dari BBC.
Bencana ini menyusul insiden serupa pada 5 Juli, ketika penjaga pantai Mauritania menemukan sedikitnya jasad 89 migran dari sebuah kapal yang terbalik.
IOM mengatakan, lebih dari 76 kapal dengan lebih dari 6 ribu migran yang selamat telah turun di Mauritania sejak bulan Juni, dengan sedikitnya 190 migran tewas dan hilang.
Untuk mengatasi malasah ini, Uni Eropa memberikan bantuan sebesar 210 juta euro (Rp3,6 triliun) kepada Mauritania pada April. Hampir 60 juta euro (Rp1 triliun) di antaranya dialokasikan untuk memerangi migrasi ilegal ke Eropa.