40 Migran Haiti Tewas imbas Ritual Lilin di atas Kapal

Jakarta, IDN Times - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Jumat (19/7/2024) mengatakan, sedikitnya 40 migran tewas setelah kapal yang mereka tumpangi terbakar di lepas pantai utara.
Menurut otoritas migrasi Haiti, kecelakaan itu terjadi pada Rabu (17/7/2024) ketika kapal yang membawa lebih dari 80 migran tersebut berangkat dari Fort Saint-Michel di utara Haiti menuju kepulauan Turks dan Caicos.
IOM mengatakan bahwa sebanyak 41 migran berhasil diselamatkan penjaga pantai Haiti. Mereka saat ini menerima perawatan dan dukungan yang diberikan oleh IOM, dan 11 di antaranya telah dibawa ke rumah sakit terdekat, dilansir Reuters.
1. Penumpang nyalakan lilin di kapal
Jean-Henry Petit, kepala kantor perlindungan sipil di Haiti utara, mengatakan bahwa orang-orang di kapal menyalakan lilin saat melakukan ritual untuk memohon perjalanan yang aman. Hal ini disebut menyebabkan drum berisi bensin terbakar dan meledak.
Seorang saksi mengatakan bahwa para penumpang juga sedang minum rum dan wiski saat kejadian. Minuman tersebut kemungkinan terkena bensin sehingga memicu kebakaran.
Arnold Jean, juru bicara polisi di Cap-Haïtien, melaporkan bahwa korban tewas termasuk kapten kapal.
2. Kekerasan geng di Haiti mendorong warga tinggalkan negeri
Insiden ini terjadi di tengah kekerasan dan kekacauan politik yang semakin merajalela di Haiti. Pada Februari, geng bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi, menguasai lebih dari dua puluh pos polisi dan menembaki bandara utama Haiti, yang terpaksa ditutup selama hampir tiga bulan.
“Peristiwa yang menghancurkan ini menyoroti risiko yang dihadapi oleh anak-anak, perempuan, dan laki-laki yang bermigrasi melalui rute tidak teratur,” kata kepala misi IOM di Haiti Gregoire Goodstein dalam sebuah pernyataan.
PBB mengatakan, hampir 580 ribu orang telah menjadi pengungsi di negara tersebut. Lebih dari 86 ribu migran telah dipulangkan secara paksa ke Haiti oleh negara-negara tetangga pada tahun ini.
3. Polisi Haiti cari penyelenggara perjalanan ilegal dengan kapal
Sejak Februari, Penjaga Pantai Haiti di utara melaporkan adanya lonjakan dalam jumlah upaya dan keberangkatan dengan kapal. Penjaga Pantai dari Amerika Serikat, Bahama, Kepulauan Turks dan Caicos, serta Jamaika juga melaporkan peningkatan jumlah kapal yang datang dari Haiti.
“Situasi sosial-ekonomi Haiti sedang berada dalam kondisi kritis. Kekerasan ekstrem yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir membuat rakyat Haiti semakin terpaksa melakukan tindakan putus asa," ungkap Goodstein.
Pada Jumat, polisi Haiti mengumumkan bahwa mereka sedang mencari orang-orang yang mengatur perjalanan ilegal tersebut. Mereka telah meluncurkan penyelidikan untuk mengumpulkan informasi guna melakukan penangkapan, dilansir Associated Press.