Jakarta, IDN Times - Serangan presisi menggunakan pesawat nirawak atau drone canggih menjadi andalan militer Amerika Serikat sejak lama. Alutsista jenis ini biasa digunakan dalam operasi antiteror mereka.
Militer AS di Afghanistan juga sering mengandalkan armada pesawat nirawak tempur mereka dalam misi pengeboman presisi bahkan sekadar pengawasan. Meskipun diakui keakuratannya, serangan pesawat nirawak AS sering kali menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil.
Hal itu terbukti pada serangan Minggu (29/08), ketika pesawat drone AS menghancurkan sebuah kendaraan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Serangan itu menyebabkan 10 warga sipil termasuk enam anak-anak tewas, dikutip dari BBC.
Militer AS beragumen serangan itu merupakan "respons bertahan" karena adanya ancaman serius bom bunuh diri dari ISIS-K terhadap Bandara Kabul. Belum diketahui pasti apakah ada kesalahan informasi intelijen AS sebelum serangan diluncurkan.
Saat ini, Pentagon dilaporkan masih menyelidiki tragedi tersebut tetapi menurut hasil awal penyelidikan, ledakan susulan diyakini menjadi alasan mengapa terdapat warga sipil yang menjadi korban.
Berikut adalah beberapa informasi terkait serangan drone AS yang menewaskan banyak warga sipil dalam beberapa tahun terakhir.