Jakarta, IDN Times - Tentara Pembebasan Rakyat China atau PLA menerbangkan 30 pesawat tempur di sekitar Taiwan pada Senin (31/5/2022). Jet tempur ini menerobos zona pertahanan udara Taiwan.
Pengerahan pesawat tempur ini berbarengan dengan kunjungan senator Amerika Serikat ke Taiwan.
Untuk menghalau pesawat China tersebut, Taiwan membalas dengan mengerahkan 30 jet tempur ke zona pertahanan udaranya.
“Insiden ini adalah yang terbesar sejak Januari 2022,” sebut pernyataan dari pemerintah Taiwan, Kamis (2/6/2022).
Pengerahan jet tempur China ini terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden memperingatkan Beijing agar tidak menyerang Taiwan.
Frekuensi pengerahan jet tempur China ini meningkat sejak 23 Januari lalu. Kala itu, disebutkan ada 39 pesawat Angkatan Udara China yang masuk ke zona pertahanan udara Taiwan.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi yang dirilis oleh pihak China terkait pengerahan jet tempur ini. Namun, dalam beberapa kasus, China berdalih bahwa tindakan tesebut adalah latihan untuk melindungi kedaulatan negara.
Dalam dua tahun terakhir, China sering memberikan tekanan secara militer dan diplomatik terhadap Taiwan. Bahkan, setahun belakangan, China secara berkala terus mengirimkan puluhan jet tempurnya menembus wilayah udara Taiwan.
Dalam hal diplomatik, Beijing telah berusaha memutus negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan. Terbaru, Nikaragua memutus hubungan diplomatik dengan Taipei dan menyerahkan kantor kedutaan kepada China.
Taiwan menjadi titik ketegangan utama di Asia Pasifik. Beijing menginginkan Taiwan kembali bergabung dengan China daratan, tetapi pemerintah kepulauan tersebut ingin menjadi negara sendiri.
AS, meski tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, memiliki ikatan secara hukum untuk membantu Taiwan jika mendapat serangan militer dari China. Australia, Inggris, dan Jepang juga akan mendukung apa yang dilakukan AS.