Jakarta, IDN Times - Indonesia termasuk dalam sekian negara yang disebut menyebabkan hilangnya hutan tropis alias deforestasi tropis. Hal ini diduga disebabkan aktivitas penambangan industri batu bara, emas dan biji besi.
Laporan ini dirilis berdasarkan penelitian dari jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences asal Amerika Serikat (AS). Selain Indonesia, ada Brasil, Ghana dan Suriname yang dianggap juga menyumbang sekitar 80 persen deforestasi tropis.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (13/9/2022), tim ilmuwan dari jurnal tersebut mengatakan bahwa operasi pertambangan yang dilakukan empat negara ini memperparah hilangnya hutan tropis.
Operasi pertambangan dilakukan sejak 2000 hinga 2019.
“Transisi energi akan membutuhkan mineral dalam jumlah yang sangat besar. Kami membutuhkan lebih banyak alat perencanaan dari pihak pemerintah dan perusahaan untuk mengurangi dampak penambangan terhadap hilangnya hutan,” kata Anthony Bebbington, ahli geografi dari Universitas Clark di Massachusetts.
Dalam jurnal ini, disebutkan keempat negara ini melakukan penambangan di hutan yang dulunya tidak dapat ditembus untuk proses penambangan dan akses jalan.
Untuk penelitian ini, tim peneliti dari jurnal tersebut mempelajari citra satelit global dan data pelacakan hilangnya hutan serta data operasi penambangan dalam dua dekade terakhir.
“Secara keseluruhan ada 26 negara yang bertanggung jawab atas sebagian besar deforestasi tropis dunia sejak tahun 2000,” sebut laporan itu.
Selain Indonesia, Ghana dan Suriname juga menunjukkan tingkat deforestasi yang tinggi di sekitar tambang emas dan bauksit, yang bakal digunakan untuk alumunium dan bahan lainnya.
Di Brasil, ekstraksi emas dan biji besi mendorong adanya deforestasi.
Disebutkan juga bahwa operasi penambangan seringkali ‘membuka’ hutan untuk perluasan lokasi ekstrasi dan fasilitas penyimpanan, serta membangun akses jalan dan permukiman bagi para penambang.