Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bakteri (pexels.com/turek)
ilustrasi bakteri (pexels.com/turek)

Intinya sih...

  • Menara pendingin disebut positif mengandung bakteri Legionella.

  • Tidak menular antarmanusia, hanya melalui penghirupan kabut yang mengandung bakteri dari air hangat tergenang.

  • Imbauan medis untuk warga di area terdampak agar segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala mirip flu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Empat orang di kawasan Harlem, New York City, meninggal dunia akibat wabah Legionnaires’ disease, bentuk pneumonia parah yang disebabkan bakteri Legionella. Dinas Kesehatan New York City (NYC Health) mencatat 99 kasus terkonfirmasi, dengan 17 pasien masih dirawat di rumah sakit. Wabah ini pertama kali diumumkan pada 25 Juli 2025.

Sumber wabah telah dilacak ke 12 menara pendingin di 10 gedung di Central Harlem, termasuk di NYC Health + Hospitals/Harlem dan sebuah klinik kesehatan seksual.

“Saya ingin meyakinkan semua orang bahwa udara aman untuk dihirup dan tidak ada risiko terhadap air minum atau pasokan air kita,” kata Wali Kota Eric Adams pada konferensi pers Kamis (14/8/2025), dikutip dari BBC.

Pernyataan ini disampaikan Adams untuk meredam kekhawatiran warga di tengah lonjakan kasus tersebut.

1. Menara pendingin positif mengandung bakteri

ilustrasi menara pendingin (pexels.com/Markus Distelrath)

Menara pendingin yang berfungsi mendinginkan gedung besar dengan air dan kipas angin dinyatakan positif mengandung bakteri Legionella. Jika air di dalamnya menjadi terlalu hangat, tergenang, atau tidak didesinfeksi dengan benar, bakteri ini bisa berkembang dan menular lewat kabut yang terhirup.

Sebelas dari 12 menara pendingin sudah menjalani proses pembersihan, sedangkan satu sisanya dijadwalkan diperbaiki pada Jumat (15/8/2025). Pejabat kesehatan menegaskan sistem pipa air di gedung-gedung terdampak terpisah dari sistem menara pendingin.

“Komunitas wabah ini tidak terkait dengan pasokan air panas atau dingin di gedung. Penduduk di kode ZIP ini dapat terus minum air, mandi, berendam, memasak, dan menggunakan pendingin udara mereka,” jelas NYC Health, dikutip dari CNN International.

2. Tidak menular antarmanusia

Menurut Cleveland Clinic, Legionnaires’ disease termasuk penyakit langka dengan kurang dari 18 ribu pasien dirawat di rumah sakit setiap tahunnya di Amerika Serikat (AS). Penyakit ini tidak menular antarmanusia, melainkan melalui penghirupan kabut yang mengandung bakteri dari air hangat tergenang, seperti di menara pendingin.

Gejalanya biasanya muncul dalam 2 hari hingga 2 minggu setelah terpapar, meliputi batuk, demam, sakit kepala, nyeri otot, dan sesak napas. Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, tetapi tanpa perawatan, bisa menyebabkan syok, gagal multi-organ, atau kematian. Risiko lebih tinggi dialami lansia, perokok, dan orang dengan sistem imun lemah.

3. Imbauan medis untuk warga di area terdampak

ilustrasi mikroskop dokter (pexels.com/Pixabay)

Dilansir dari ABC News, Pelaksana tugas komisaris kesehatan, Dr. Michelle Morse, mengimbau warga atau pekerja di wilayah kode pos terdampak agar segera menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala mirip flu, meski kasus baru mulai menurun.

Langkah cepat ini diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan tepat waktu. Anggota Dewan Kota Harlem, Yusef Salaam, menekankan pentingnya mencari pertolongan medis.

“Ini bukan saatnya untuk berkata, ‘biarkan saya pergi ke toko kelontong dan membeli ginger ale dan berbaring di suatu tempat.’ Ini adalah waktu untuk Anda benar-benar pergi dan mencari perhatian medis. Begitu seriusnya ini,” ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team