Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rakyat Afrika (unsplash.com/Ninno JackJr)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Jumat (25/4/2025), melaporkan bahwa sedikitnya 481 warga sipil tewas akibat serangan di wilayah Darfur Utara, Sudan, sejak 10 April 2025. Beberapa dari serangan tersebut bermotif etnis atau menargetkan komunitas tertentu.

“Penderitaan rakyat Sudan sulit untuk dibayangkan, lebih sulit untuk dipahami, dan tidak mungkin diterima,” kata Kepala Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), Volker Turk, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

Darfur Utara telah menjadi pusat pertempuran antara militer Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sejak konflik keduanya meletus pada 15 April 2023. Perang tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan memicu apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

1. Sekitar 210 warga sipil terbunuh dalam serangan di kamp pengungsi Zamzam

Salah satu serangan mematikan terbaru terjadi di kamp pengungsi Zamzam pada 11-13 April 2025. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 210 warga sipil, termasuk sembilan tenaga medis. Laporan menyebutkan bahwa perempuan dan anak-anak diperkosa saat berusaha melarikan diri.

Sebanyak 129 warga sipil lainnya juga terbunuh di kota el-Fasher, distrik Um Kedada dan kamp pengungsi Abu Shouk antara Minggu hingga Kamis (20-24/4/2025).

“Meningkatnya jumlah korban sipil dan meluasnya laporan kekerasan seksual sungguh mengerikan,” kata Turk.

Selain itu, sejumlah orang juga dilaporkan tewas akibat kekurangan makanan, air, dan perawatan medis di fasilitas penahanan yang dikelola oleh RSF, atau saat berupaya melarikan diri dari kekerasan.

2. WFP kurangi bantuan pangan akibat kekurangan dana

Editorial Team

EditorRama

Tonton lebih seru di