5 Fakta Barbados Threadsnake, Ular Terkecil di Dunia 

Sesuai namanya, Barbados threadsnake merupakan spesies ular endemik Pulau Barbados yang terletak di Karibia Selatan. Namun ular kecil ini juga pernah ditemukan di salah satu pulau Antigua dan Barbuda. Sedangkan habitatnya berada di hutan belantara, akan tetapi ia cukup sulit untuk ditemui lantaran kerap bersembunyi di bawah tanah. 

Spesies ular ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Universitas Temple bernama Stephen Blair Hedges pada 2008. Sebelumnya, Hedges juga pernah menemukan berbagai spesies unik lainnya, seperti Jaragua gecko dan Monte Iberia dwarf frog. 

Ular endemik dari Barbados ini disebut sebagai ular terkecil di dunia karena ukurannya yang tak lebih besar dari seekor cacing tanah. Ukuran reptil ini hanya memiliki panjang 10 cm dengan lebarnya yang tak lebih besar dari sebiji spagetti. Bahkan ukurannya lebih kecil dibandingkan uang koin dollar yang hanya berdiameter 24,266 mm. 

Sementara itu, warna kulitnya hanya memiliki satu warna yakni coklat tua. Serta memiliki sisik-sisik di sekujur tubuhnya layaknya jenis ular pada umumnya. 

Salah satu fakta menarik dari Barbados threadsnake yaitu termasuk binatang buta karena ia tidak memiliki mata layaknya reptil pada umumnya. Maka dari itu, binatang ini banyak menghabiskan waktunya dengan mengubur diri di dalam tanah dan terkadang bersembunyi di bawah batu. 

Meski tergolong binatang berukuran mini, tapi ular ini juga termasuk hewan karnivora yang memangsa serangga kecil seperti rayap dan semut. Di samping itu, binatang satu ini juga memangsa berbagai larva serangga yang ia temui. 

Melansir dari Wired, Barbados threadsnake diketahui sudah mengalami evolusi panjang dengan cara mengecilkan ukuran tubuhnya. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya binatang lain di pulau tersebut dan semakin sedikitnya mangsa di area tempat tinggalnya. 

Sementara, menurut teori menyatakan bahwa ular ini sebenarnya memiliki ukuran yang sama seperti ular pada umumnya. Namun ular ini merupakan satu-satunya ular yang tinggal di pulau tersebut dan tidak adanya mangsa selain serangga, maka ia mengecilkan tubuhnya agar dapat memangsa serangga. 

Sayangnya ular mungil ini sangat jarang ditemui dan bahkan termasuk salah satu jenis ular terlangka di dunia. Maka dari itu ular ini tergolong dalam kategori critically endangered menurut IUCN Red List. Bahkan diperkirakan populasinya memiliki tren menurun dan semakin berkurang dari tahun ke tahun. 

Terdapat beberapa ancaman yang membahayakan keberadaanya di alam liar, salah satunya adalah hilangnya habitatnya akibat meluasnya pengaruh manusia. Selain itu, ular ini memiliki perkembangbiakan yang lambat di mana, ia hanya menelurkan satu butir telur tiap musim kawin.