Rumah. (Unsplash.com/Jacques Bopp)
Dilansir France 24, protes tersebut diserukan oleh sekitar 20 kelompok sosial dan lingkungan. Mereka menuntut pembatasan wisatawan, mengusulkan pajak lingkungan untuk melindungi lingkungan, moratorium pariwisata, dan membatasi penjualan properti kepada non-penduduk.
“Kami tidak menentang pariwisata. Kami meminta mereka mengubah model yang memungkinkan pertumbuhan pariwisata tanpa batas," kata seorang demonstran perempuan bernama Rosario Correo.
“Kami bosan dengan kepadatan penduduk, gaji yang rendah, tidak memiliki rumah untuk ditinggali, dan melihat tanah kami dibeli oleh orang asing karena mereka mempunyai uang untuk membeli tanah kakek-nenek kami yang tidak mampu kami beli,” Nieves Rodrigues Rivera, seorang guru berusia 59 tahun.
"Kami melihat rumah-rumah liburan menyerbu desa-desa kami sehingga menaikkan harga sewa dan semakin mempersulit generasi muda seperti kami untuk meninggalkan rumah. Kami juga melihat pariwisata menghancurkan keanekaragaman hayati di sini," kata Antonio Samuel Diaz Garcia.
Data Institut Statistik Nasional tahun lalu menunjukkan 34 persen penduduk kepulauan berisiko mengalami kemiskinan atau pengucilan sosial, angka tertinggi kedua di Spanyol setelah Andalusia.