Suasana referendum kemerdekaan di Kaledonia Baru Oktober 2020 lalu. Twitter.com/TRTWorldNow
Jika Aljazair sudah pernah melakukan referendum kemerdekaan dari Prancis di tahun 1960an, Kaledonia Baru melakukannya tahun 2020 ini. Hasilnya 53 persen warga memilih untuk tetap berada di bawah Prancis, dikutip dari laporan BBC. Hasil ini tidak banyak berubah dari hasil referendum dua tahun lalu.
Referendum diusulkan oleh warga suku Kanak yang menguasai 40 persen populasi di Kaledonia Baru. Mereka didukung penduduk negara kepulauan pasifik lainnya untuk memerdekakan diri. Menurut perjanjian dengan Prancis, warga Kaledonia Baru punya tiga kesempatan referendum. Dua sudah dipakai, dan satu referendum kemerdekaan akan dilakukan tahun 2022 mendatang. Kaledonia Baru memiliki sumber daya alam nikel yang berlimpah, tetapi sangat bergantung pada Prancis di segi keamanan dan pendidikan. Hasil referendum ini disambut baik oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang mengunggah pidato resminya di media sosial.
Referendum adalah salah satu format demokrasi yang cukup efektif untuk mewadahi aspirasi warga. Apalagi jika keputusan yang diambil menyangkut hidup orang banyak, sepertinya referendum bisa jadi alternatif yang tepat untuk memutuskan sebuah kebijakan atau menetapkan Undang-Undang. Namun, tentu ada biaya, prosedur, dan regulasi yang harus dipikirkan masak-masak sebelum melaksanakannya.