Karla Flores saat itu sedang berjualan makanan laut di pinggir jalan ketika mendengar suara ledakan dan sesuatu yang menghantam kepalanya, hingga dia terjatuh lalu pingsan. Yang dia ingat sesaat sebelum dia pingsan adalah rasa terbakar di wajahnya dan berdarah. Saat terbangun, Karla sudah berada di RS Umum Culiacán. Dokter yang menanganinya kala itu menganjurkan Karla untuk melakukan X-Ray.
Setelah hasil X-Ray keluar, ternyata ada sebuah granat aktif tersangkut di wajahnya. Sehingga diperlukan tindakan operasi secepatnya. Sebagian besar dokter yang ada di rumah sakit tersebut kala itu menolak untuk mengoperasi Karla. Sehingga kepala RS Dr Gaxiola Meza mencarikan relawan yang bersedia mengoperasi Karla.
Beruntung, ada empat relawan yang bersedia mengoperasi Karla, yaitu Felipe Ortiz dan Christina Soto (Ahli anestesi), Rodrigo Arredondo (Perawat), dan Dr Lidia Soto ditemani dua ahli bahan peledak dari tentara Meksiko. Mereka mengoperasi Karla di lapangan terbuka untuk menghindari korban nyawa. Mengingat bila operasi ini gagal, maka akan menyebabkan ledakan dengan radius 32 kaki (9.75 meter). Setelah empat jam operasi, granat tersebut berhasil dikeluarkan serta meninggalkan bekas luka raksasa pada wajah Karla.
Saat polisi berusaha menyelidiki kasus ini, tidak ditemukan pelaku pasti dari peristiwa ini. Atas apa yang dialaminya, Karla Flores mendapatkan julukan sebagai 'Miracle Woman' (Wanita ajaib).