Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)
ilustrasi penjara (unsplash.com/Khashayar Kouchpeydeh)

Intinya sih...

  • Para tahanan tidak diberikan akses ke perawatan medis, termasuk remaja yang meninggal tak lama setelah ditembak oleh pasukan Israel.

  • Israel diminta mematuhi putusan Pengadilan Tinggi soal tahanan Palestina dan melindungi para tahanan dari penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya.

  • Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir bertanggung jawab atas buruknya layanan di penjara Israel, dengan mengurangi hak-hak para "teroris" seminimal mungkin.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 75 warga Palestina, termasuk seorang anak berusia 17 tahun, telah meninggal dalam tahanan Israel sejak 7 Oktober 2023. Hal ini terungkap dalam laporan yang dirilis pada Rabu (17/9/2025) oleh kantor hak asasi manusia PBB di Wilayah Palestina yang Diduduki.

Mereka yang tewas terdiri dari 49 orang dari Gaza, 24 orang dari Tepi Barat, dan dua warga Palestina di Israel. Pihak berwenang Israel juga mengakui kematian 19 tahanan lainnya, meskipun tanpa rincian yang memadai untuk memverifikasi identitas mereka. Laporan tersebut menuduh otoritas Israel melakukan penyiksaan sistematis, penganiayaan yang disengaja, serta penolakan pemberian perawatan medis.

"Pihak berwenang Israel harus segera mengakhiri penyiksaan sistematis dan perlakuan buruk lainnya terhadap warga Palestina yang ditahan di penjara dan tempat penahanan lainnya serta melindungi dan menjamin hak hidup mereka," kata kantor tersebut.

1. Para tahanan tidak diberikan akses ke perawatan medis

Menurut laporan tersebut, sedikitnya lima warga Palestina, termasuk seorang remaja berusia 16 tahun, meninggal di dalam tahanan tak lama setelah ditembak oleh pasukan keamanan Israel. Beberapa di antaranya disebut tidak mendapatkan pertolongan medis tepat waktu.

Laporan itu juga menyebutkan adanya pemukulan berulang, praktik waterboarding (penenggelaman), posisi stres, kekerasan seksual, kelaparan, serta penolakan terhadap akses perawatan medis dan kebersihan.

Sedikitnya 22 tahanan yang meninggal dilaporkan memiliki kondisi kesehatan yang membutuhkan perawatan medis. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa penolakan pemberian perawatan medis, ditambah dengan kondisi penahanan yang keras, kemungkinan berkontribusi pada kematian mereka. Kesaksian dan laporan otopsi juga mengindikasikan bahwa 12 tahanan meninggal setelah dipukuli atau disiksa oleh aparat keamanan Israel.

2. Israel diminta patuhi putusan Pengadilan Tinggi soal tahanan Palestina

Kantor HAM PBB itu itu juga menyoroti penolakan Israel untuk mematuhi putusan Pengadilan Tinggi Israel pada 7 September yang memerintahkan peningkatan kuantitas dan kualitas makanan bagi para tahanan Palestina. Selain itu, otoritas Israel juga disebut berusaha menyembunyikan laporan mengenai kondisi tahanan dengan alasan masalah keamanan nasional.

“Kecuali jika dibantah oleh investigasi yang menghormati standar internasional untuk setiap insiden, Israel tetap bertanggung jawab atas setiap kematian dalam tahanan,” tulis laporan itu, seraya memperingatkan bahwa praktik semacam ini dapat dianggap sebagai kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan.

Pihaknya menyatakan bahwa Israel berkewajiban melindungi semua tahanan dari praktik penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, termasuk dengan memastikan para tahanan memiliki akses rutin ke keluarga, pengacara, pengadilan, serta badan independen seperti ICRC (Komite Internasional Palang Merah) yang melakukan inspeksi rutin ke tempat-tempat penahanan.

“Israel harus melindungi dan menghormati hak hidup semua tahanan, dan harus memberikan akses terhadap perawatan medis yang memadai, termasuk memastikan bahwa tahanan tidak meninggal akibat kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya," tambahnya.

3. Itamar Ben-Gvir bertanggung jawab atas buruknya layanan di penjara Israel

Dilansir dari Al Jazeera, sosok yang bertanggung jawab atas layanan penjara adalah Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir. Dalam satu kesempatan, ia pernah mengatakan bahwa salah satu tujuan utamanya sejak menjabat adalah memperburuk kondisi para "teroris" di penjara, dan mengurangi hak-hak mereka seminimal mungkin yang disyaratkan oleh hukum.

“Semua yang dipublikasikan tentang kondisi buruk warga Palestina di penjara-penjara Israel adalah benar”, kata Ben-Gvir, sambil membual tentang bagaimana ia mengurangi waktu makan dan mandi serta menyingkirkan perangkat listrik.

Pada awal Agustus, Ben-Gvir terekam mengejek pemimpin Palestina Marwan Barghouti yang telah dipenjara sejak 2002. Video lainnya juga memperihatkan menteri tersebut sedang menunjuk sebuah poster Gaza yang hancur, yang menurutnya harus dilihat oleh para tahanan setiap hari.

Menurut laporan Kantor Media Tahanan pada Juni, terdapat 10.100 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sejak Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.600 orang ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan, dikutip dari Anadolu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team