Jakarta, IDN Times – Sedikitnya 78 orang dilaporkan tewas setelah hujan lebat yang menyebabkan tanah longsor dan banjir di wilayah pegunungan di negara bagian Rio de Janeiro, Brasil.
Dikutip dari The Guardian, Kamis (17/2/2022), Kota Petrópolis di Brasil telah dilanda banjir pada Selasa. Walikota Rubens Bomtempo mengatakan jumlah korban tewas dapat meningkat saat tim penyelamat melakukan pencarian di antara reruntuhan.
Sejauh ini 21 orang telah ditemukan dalam keadaan hidup.
Gubernur wilayah itu, Cláudio Castro mengatakan dia telah mengerahkan semua alat berat pemerintah negara bagian untuk membantu menggali area yang terkubur. Dia juga mengatakan kepada wartawan bahwa tentara sudah dikerahkan di wilayah yang dilanda bencana tersebut.
Sebelumnya pada Januari 2011, hujan lebat yang melanda juga telah menimbulkan bencana di wilayah tersebut dan sekitar 900 orang meninggal karenanya.
Departemen pemadam kebakaran negara bagian mengatakan pada Selasa malam bahwa daerah tersebut menerima curah hujan sebanyak 25,8 cm dalam tiga jam pada Selasa. Total curah hujan itu hampir sebanyak total gabungan curah hujan selama 30 hari sebelumnya.
Video yang diposting di media sosial menunjukkan mobil dan rumah terseret oleh tanah longsor, dan air mengalir melewati Petropolis dan distrik tetangga. Jaringan televisi Globo menunjukkan rumah-rumah yang terkubur di bawah lumpur di daerah-daerah yang belum dapat diakses oleh petugas pemadam kebakaran.
Beberapa jalan tetap tidak dapat diakses pada hari Rabu karena mobil dan barang-barang rumah tangga menumpuk, menghalangi akses ke bagian kota yang lebih tinggi.
Akibat kejadian ini, balai kota Petropolis mengumumkan tiga hari berkabung. Sementara Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang sedang dalam perjalanan ke Rusia, mengatakan di Twitter bahwa ia telah menginstruksikan para menterinya untuk memberikan dukungan segera kepada mereka yang menderita.
“Semoga Tuhan menghibur anggota keluarga para korban,” tulisnya.
Brasil tenggara telah diguyur hujan lebat sejak awal tahun. Beberapa bencana yang terjadi mulai dari di negara bagian Minas Gerais pada awal Januari dan negara bagian São Paulo pada akhir bulan Januari telah menyebabkan lebih dari 40 orang tewas.