90 Tahanan Palestina Dibebaskan dari Penjara Israel

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 90 tahanan Palestina, yang terdiri dari 69 perempuan dan 21 anak-anak, dibebaskan dari penjara Israel pada Senin (20/1/2025) dini hari. Pembebasan ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Ribuan orang menyambut para tahanan di Ramallah, Tepi Barat. Mereka mengibarkan bendera berbagai kelompok dan merayakan reuni emosional. Para tahanan dilepaskan setelah tiga perempuan Israel, yakni Damari (28), Romi Gonen (24), dan Doron Steinbrecher (31), lebih dahulu dibebaskan di Gaza pada Minggu (19/1/2025) malam.
Kesepakatan ini adalah pertukaran tahanan pertama sejak gencatan senjata dimulai. Langkah berikutnya akan membahas pembebasan lebih banyak tahanan dalam beberapa pekan ke depan.
1. Pembebasan tokoh dan jurnalis Palestina
Para tahanan tiba di Ramallah pada pukul 01.00 dini hari waktu setempat. Mereka diangkut menggunakan bus Palang Merah Internasional. Meski ada peringatan dari pasukan Israel untuk tidak mengadakan perayaan, kerumunan besar tetap hadir menyambut kepulangan mereka.
Dilansir dari The Guardian, Khalida Jarrar (62), seorang anggota terkemuka dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina, termasuk di antara tahanan yang dibebaskan. Ia sebelumnya ditahan tanpa dakwaan melalui sistem administrative detention. Selama enam bulan terakhir, ia berada dalam isolasi di penjara Israel.
Selain Jarrar, Bushra al-Tawil, seorang jurnalis Palestina yang ditangkap pada Maret 2024, juga dibebaskan. Tawil menceritakan pengalamannya selama penahanan dan proses pembebasan.
“Menunggu adalah bagian tersulit, tetapi kami yakin momen pembebasan akan tiba,” ujarnya.
Tawil juga mengungkapkan kabar baik bahwa ayahnya, yang saat ini masih dalam penjara Israel, dijadwalkan bebas dalam kesepakatan ini.
2. Antusiasme publik menyambut tahanan
Di Ramallah, suasana penuh haru terlihat dari banyaknya warga yang berkumpul untuk menyambut para tahanan.
Dilansir dari Al Jazeera, para pendukung dari berbagai kelompok ikut hadir dalam perayaan. Bendera Fatah, Hamas, Jihad Islam Palestina, dan kelompok lainnya berkibar di tengah kerumunan. Suasana semakin meriah dengan nyanyian dan sorak-sorai yang menggema di lokasi.
“Semua tahanan ini seperti keluarga bagi kami, walaupun mereka bukan kerabat darah,” ungkap Amanda Abu Sharkh, seorang warga setempat.
Muhammad, seorang pemuda yang baru saja bebas dari penjara Ofer Israel, menyatakan kegembiraannya atas pembebasan ini.
“Saya tahu banyak orang tak bersalah, termasuk anak-anak dan perempuan, masih ditahan,” katanya.
3. Rencana fase berikutnya
Kesepakatan ini adalah bagian awal dari pertukaran tahanan yang diharapkan membebaskan antara 1.000 hingga hampir 2 ribu warga Palestina.
Pertukaran tahanan merupakan tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang dimulai sejak November 2023. Selama 42 hari ke depan, Hamas akan melepaskan total 33 tahanan Israel secara bertahap.
Perundingan tahap kedua akan dimulai dua pekan mendatang. Hingga saat ini, konflik telah menyebabkan lebih dari 46 ribu warga Palestina tewas dan memaksa hampir 90 persen populasi Gaza mengungsi.