Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Mulai Berlaku!

Jakarta, IDN Times - Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza resmi berlaku pada Minggu (19/1/2025) pukul 11.15 waktu setempat, setelah tertunda hampir tiga jam dari yang sebelumnya disepakati pada pukul 8.30.
Dilaporkan oleh Al Jazeera, warga Palestina kini berusaha untuk kembali ke rumah mereka untuk membangun kembali kehidupan mereka. Ribuan warga negara yang dilanda genosida itu kini dapat pergi ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak diizinkan, termasuk Jabalia dan Rafah di Gaza utara dan selatan.
"Tapi orang-orang itu juga tahu bahwa sebagian besar rumahnya bahkan tidak ada. Sebagian besar rumah mereka sudah tidak berdiri lagi. Namun, sebagian besar warga Palestina mengatakan mereka akan mendirikan tenda mereka di atas reruntuhan. Mereka merindukan lingkungannya atau apa pun yang tersisa darinya," bunyi laporan Al Jazeera.
Fase pertama gencatan senjata akan berlangsung selama 42 hari, dan negosiasi fase kedua akan dimulai dalam dua minggu. Pada tahap pertama tersebut, pasukan Israel akan ditarik kembali ke zona penyangga selebar satu kilometer di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dengan Negara Yahudi itu.
1. Ratusan truk-truk bantuan mulai memasuki Gaza
Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan bahwa penyeberangan Rafah, yang menjadi gerbang utama Gaza, akan segera beroperasi. Penyeberangan itu telah ditutup sejak diambil alih militer Israel pada Mei lalu. Dia mengatakan bahwa 600 truk bantuan, termasuk 50 truk bahan bakar, harus memasuki wilayah itu setiap hari selama gencatan senjata.
Qatar, Mesir, dan AS merupakan mediator dalam perundingan gencatan senjata Israel-Hamas. Kesepakatan tersebut menyatakan bahwa semua truk yang memasuki Gaza akan menjalani pemeriksaan Israel.
Mengutip laporan Reuters, sekitar 200 truk pengiriman bantuan, termasuk 20 truk pengangkut bahan bakar, mulai berdatangan pada Minggu di penyeberangan Kerem Shalom yang dikuasai Israel. Penyeberangan itu digunakan truk-truk bantuan tersebut sambil menunggu selesainya pemeliharaan di perbatasan Rafah.
2. Israel dan Hamas sepakat saling bebaskan tahanan

Pada hari pertama gencatan senjata, Hamas membebaskan 3 sandera di Gaza, sementara 90 tahanan Palestina dibebaskan dari tahanan Israel. Kembang api diluncurkan sebagai perayaan ketika bus-bus yang membawa para tahanan Palestina tiba di Ramallah di Tepi Barat. Mereka yang dibebaskan di antaranya 69 perempuan dan 21 remaja laki-laki.
Pada fase pertama, 33 sandera di Gaza akan dibebaskan selama enam minggu dengan imbalan 737 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel. Menurut kesepakatan itu, pertukaran akan dimulai pada pukul 4 sore waktu setempat. Selain 3 sandera yang dipulangkan pada Minggu, 4 lainnya akan dibebaskan pada hari ke-7, dan 26 sisanya dalam lima minggu berikutnya.
Selain itu, 1.167 warga Gaza yang tidak terlibat dalam serangan 7 Oktober juga akan dibebaskan. Semua tahanan Palestina yang dihukum karena serangan mematikan akan diasingkan ke Gaza atau ke luar negeri dan dilarang kembali ke Israel atau Tepi Barat, dilansir Associated Press.
Sandera yang tersisa di Gaza, termasuk tentara laki-laki, akan dibebaskan pada tahap kedua untuk dinegosiasikan. Hamas mengatakan pihaknya tidak akan melepaskan sisa tawanan tanpa gencatan senjata abadi dan penarikan penuh Israel.
3. Netanyahu sebut Israel berhak lanjutkan perang jika diperlukan

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan negaranya menganggap gencatan senjata itu hanya bersifat sementara dan berhak untuk melanjutkan perang jika diperlukan. Dia mengklaim mendapat dukungan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang mengatakan kepadanya untuk terus melakukan apa yang harus dilakukan.
Netanyahu mengaku telah merundingkan kesepakatan terbaik, bahkan ketika Menteri Keamanan Publik Itamar Ben-Gvir mengancam akan mengundurkan diri sebagai bentuk penentangan gencatan senjata.
Sebelum gencatan senjata diberlakukan, militer Israel kembali melanjutkan genosida di Gaza. Menurut Pertahanan Sipil di Gaza, serangan itu menewaskan sedikitnya 19 warga Palestina dan melukai 36 lainnya.