Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, Tiongkok

Salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Tiongkok

Tindakan keras militer Tiongkok terhadap para demonstran di Lapangan Tiananmen tanggal 4 Juni 1989 telah menewaskan sedikitnya 10.000 orang, menurut dokumen rahasia milik pemerintah Inggris yang baru-baru ini dirilis.

BBC melansir bahwa hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar Inggris untuk Tiongkok waktu itu, Sir Alan Donald, dalam sebuah kawat korespondensi rahasia terhadap pemerintahan pusat di London. Perkiraan sebelumnya tentang kematian dalam demonstrasi pro-demokrasi tersebut berkisar antara beberapa ratus orang dan lebih dari 1.000 orang.

Dalam telegram bertanggal 5 Juni 1989, Sir Alan mengatakan bahwa sumber informasinya tentang Pembantaian Tiananmen adalah seorang teman dekat dari salah satu anggota Dewan Negara Tiongkok. Dewan Negara merupakan kabinet menteri-menteri yang berkuasa yang dipimpin oleh perdana menteri.

Ratusan ribu demonstran yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar memadati Lapangan Tiananmen meminta demokrasi

Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, Tiongkokindependent.co.uk

Telegram tersebut telah dirilis oleh Arsip Nasional Inggris di London dan dideklasifikasi pada bulan Oktober lalu, saat isi dokumen tersebut pertama kali diungkap oleh situs berita Hong Kong HK01.

Sir Alan sendiri mengatakan sumbernya waktu itu sangat terpercaya dalam urusan mencari informasi dan berhati-hati untuk memisahkan fakta dari spekulasi dan rumor.

Dalam telegramnya, Sir Alan mengatakan bahwa gelombang pasukan tidak bersenjata sebelumnya telah berusaha untuk membubarkan para demonstran, yang kebanyakan adalah pelajar dan mahasiswa. Turut ditulis juga apa yang terjadi di Lapangan Tiananmen kemudian.

"Kendaraan lapis baja milik APC (Angkatan Darat China) menembaki kerumunan orang sebelum berlari menghalangi mereka. APC kemudian melaju kencang menuju massa dengan kecepatan 65 kilometer perjam. "

Tentara yang ditugaskan mengawal para demonstran pun sebenarnya tidak dilengkapi senjata

Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, Tiongkoknybooks.com

Sir Alan menambahkan, "Para demonstran sudah tahu bahwa mereka diberi waktu satu jam untuk meninggalkan lapangan, tapi lima menit kemudian APC menyerang."

"Para mahasiswa sudah berusaha merebut senjata tapi berhasil dilumpuhkan. APC kemudian melindas jasad para demonstran berkali-kali untuk membuat  'kue pie', sebelum dikumpulkan oleh bulldozer."

"Sisa-sisanya sempat dibakar terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke saluran pembuangan."

Independent memberitakan bahwa Sir Alan menulis tindakan represif militer terhadap demonstrasi di Lapangan Tiananmen dilakukan setelah beberapa anggota Dewan Negara China mempertimbangkan bahwa perang saudara akan segera terjadi sebagai imbas dari tuntutan rakyat akan demokrasi tak kunjung dikabulkan.

Sir Alan berspekulasi bahwa pemerintahan pimpinan Deng Xiaoping memilih Grup 27 Angkatan Darat China untuk operasi tersebut karena dianggap "paling handal dan patuh".

Tentara Tiongkok mulai menembaki para demonstran yang sedang memadati Lapangan Tiananmen

Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, TiongkokTwitter/prchovanec

Dia melaporkan bahwa dari penuturan sumbernya, Grup 27 menggunakan peluru tajam dan penembak jitu untuk menembak banyak warga sipil di balkon, penyapu jalan dan lain-lainnya seperti sasaran latihan.

"Tentara diperintahkan untuk tidak memberi ampun," tulisnya. "Para mahasiswa perempuan yang terluka memohon untuk tetap dibiarkan hidup tapi mereka ditusuk bayonet."

"Seorang balita perempuan berusia tiga tahun terluka, tapi ibunya ditembak saat mencoba membantu anaknya, sama seperti enam orang lainnya."

Telegram tersebut juga menuduh bahwa pembantaian terus berlanjut bahkan setelah gelombang pertama.

Sir Alan menulis, "1.000 orang yang selamat diberitahu bahwa mereka dapat melarikan diri namun kemudian ditembak oleh senapan mesin yang dipersiapkan secara khusus."

"Ambulans Angkatan Darat yang berusaha memberikan bantuan kepada demonstran ditembaki, seperti ambulans milik rumah sakit Sino-Jepang. Dengan kru medis tewas, pengemudi yang terluka masih berusaha menyerang tentara namun berhasil ditembak hingga kendaraannya hancur berkeping-keping dengan senjata anti-tank."

Foto "Tank Man" memperlihatkan seorang laki-laki menghalangi gerak tank milik tentara Tiongkok yang sedang menuju para demonstran seorang diri

Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, TiongkokWall Street Journal

Dalam insiden lain, kata telegram itu, tentara bahkan menembak salah satu perwira mereka sendiri. Sir Alan mengatakan, "Seorang perwira ditembak mati oleh pasukan sendiri, nampaknya karena dia ragu-ragu dalam memberi perintah. Seorang pasukan menjelaskan bahwa mereka akan ditembak jika mereka tidak menembak perwira tersebut."

"Perkiraan minimum, 10.000 rakyat sipil meninggal."

Jumlah ini tentu saja jauh lebih banyak dibandingkan versi pemerintah Tiongkok yang dirilis pada akhir Juni 1989 yang menyatakan ada 200 warga sipil dan beberapa lusin petugas keamanan tewas yang tewas dalam "kerusuhan kontra-revolusioner" antara militer dan demonstran pada tanggal 4 Juni 1989.

Tidak pernah ada angka pasti jumlah korban tewas, namun pada pagi hari tanggal 4 Juni, Palang Merah Tiongkok memperkirakan ada 2.700 orang telah terbunuh.

Pada tahun 2014 lalu, sebuah berkas rahasia yang dirilis oleh pemerintah AS mengutip sumber militer Tiongkok yang mengatakan bahwa diyakini ada 10.454 orang telah terbunuh, sebuah angka yang sesuai dengan perkiraan Sir Alan.

Pemerintah Tiongkok sendiri selalu menyatakan tindakan mereka terhadap demonstrasi di Lapangan Tiananmen sebagai "pembelaan yang sah terhadap sebuah kerusuhan kontra-revolusioner" atau pemberontakan.

Pada malam tanggal 3 Juni 1989, United Press International melaporkan bahwa sebuah pernyataan berulang kali disiarkan di televisi Tiongkok.

Pernyataan tersebut mengatakan, "Malam ini sebuah pemberontakan kontra-revolusioner yang serius telah terjadi. Para preman dengan geram menyerang pasukan Tentara Pembebasan Rakyat, merebut senjata, mendirikan barikade, memukul para tentara dan perwira dalam upaya untuk menggulingkan pemerintah Republik Rakyat Cina."

"Selama berhari-hari, Tentara Pembebasan Rakyat telah melakukan pembiaran dan sekarang dengan tegas melawan pemberontakan tersebut. Semua orang yang menolak untuk tunduk harus bertanggung jawab penuh atas tindakan dan konsekuensinya."

Tentara saat membersihkan seluruh area Lapangan Tiananmen usai insiden terjadi

Diperkirakan 10.000 Orang Tewas di Pembantaian Tiananmen, Tiongkokchinatoday.com

Sebelum Demonstrasi Tiananmen, protes politik oleh puluhan ribu mahasiswa dan pelajar sudah berlangsung selama tujuh minggu sebelum tentara dikirim untuk "membubarkan" aksi tersebut. Peristiwa tersebut adalah demonstrasi terbesar dalam sejarah Komunis Tiongkok.

Meski sudah diketahui secara luas di seluruh dunia, pembantaian tersebut tetap dianggap isu yang sangat sensitif di Tiongkok.

Pemerintah Tiongkok bahkan melarang segala jenis peringatan oleh para aktivis dan sangat mengawasi diskusi online perihal insiden tersebut, termasuk menyensor kritik yang ditujukan terhadap militer dan kabinet pemerintahan waktu itu.

Tapi peristiwa tersebut tetap diperingati setiap tahunnya oleh para aktivis di tempat lain di berbagai penjuru dunia, termasuk di Hong Kong dan Taiwan. 

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya