Hubungan Israel-Polandia Memanas Akibat RUU Tentang Holocaust

Banyak yang bilang itu usaha Polandia "cuci tangan"

Perdana Menteri Israel dan korban selamat dari Holocaust Nazi pada hari Minggu (28/1/2018) mengecam rancangan undang-undang Polandia yang akan membuat pemerintah Polandia tidak bisa dimintai tanggung jawab atas kekejaman Nazi di negaranya.

Kementerian Luar Negeri Israel sudah memanggil Duta Besar Polandia untuk Israel guna dimintai penjelasan tentang RUU yang masih dibahas oleh parlemen tersebut.

"Kami, dalam situasi apapun, tidak akan pernah berusaha untuk menulis ulang sejarah," ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di hadapan kabinetnya seperti dilansir oleh Reuters.

Netanyahu dan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki telah berbicara melalui telepon juga pada hari Minggu kemarin. Keduanya diberitakan "sepakat segera membuka dialog antara kedua negara untuk mencoba mencapai pemahaman mengenai undang-undang tersebut."

Sebelum Perang Dunia II, Polandia ditinggali oleh 3,2 juta etnis Yahudi, membuatnya jadi yang terbesar di Eropa waktu itu. Nazi Jerman kemudian menyerang dan menduduki Polandia pada tahun 1939. Mereka kemudian membangun kamp konsentrasi di Polandia, seperti Auschwitz dan Treblinka. Sebagian besar orang Yahudi yang tinggal di Polandia dibunuh oleh tentara Nazi.

1. Slogan "Bekerja Membuat Anda Bebas" terpampang secara jelas di kamp Auschwitz, Polandia. Ratusan ribu orang Yahudi pernah ditahan di tempat kerja paksa ini

Hubungan Israel-Polandia Memanas Akibat RUU Tentang Holocauststandard.co.uk

Pemerintah Polandia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa undang-undang tersebut bertujuan untuk “menghentikan pernimpaan kesalahan terhadap Polandia atas kejahatan yang pernah dilakukan Nazi Jerman.”

Dilansir oleh BBC, RUU yang telah disahkan oleh majelis rendah parlemen pada hari Jumat (26/1/2018) itu mengandung beberapa poin seperti orang/media yang menulis/berbicara "kamp kematian Polandia" dapat dihukum hingga tiga tahun penjara.

Untuk menjadi undang-undang, RUU tersebut harus disetujui lebih dulu oleh Senat dan Presiden Polandia, Andrzej Duda.

"Duta Besar kami di Warsawa, atas instruksi saya, berbicara dengan Perdana Menteri Polandia usai upacara peringatan Holocaust di kamp Auschwitz, dan menegaskan posisi kami dalam masalah ini," ujarnya.

2. Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, menolak tuduhan bahwa RUU yang tengah mereka bahas adalah usaha "cuci tangan" atas kejahatan yang pernah beberapa orang Polandia perbuat bersama Nazi Jerman

Hubungan Israel-Polandia Memanas Akibat RUU Tentang Holocaustnytimes.com

Namun pemerintah Polandia mengatakan RUU tersebut tidak akan membatasi kebebasan orang untuk meneliti atau berbicara tentang peristiwa Holocaust.

"Orang-orang Yahudi, Polandia, dan semua korban harus terus mengingat kenangan pahit dan semua orang yang dibunuh oleh Nazi Jerman. Auschwitz-Birkenau bukan nama Polandia, dan 'Arbeit Macht Frei' bukanlah ungkapan bahasa Polandia," tulis Morawiecki di akun Twitter-nya @MorawieckiM pada hari Sabtu (27/1/2018) lalu.

Arbeit Macht Frei” adalah ungkapan bahasa Jerman berarti "bekerja membuat Anda bebas". Istilah tersebut tertera di gerbang besi beberapa kamp konsentrasi-kerja paksa, salah satunya adalah kamp Auschwitz.

Sebuah organisasi sejarah Polandia mengatakan bahwa negara mereka kerap dianggap sebagai sekutu Hitler, sehingga mereka rasa perlu untuk membersihkan nama baik.

3. Berdasarkan fakta, banyak warga Polandia juga menjadi korban pada Perang Dunia II. Yang paling diingat adalah ketika penduduk kota Warsawa kompak memberontak melawan Nazi Jerman pada 1944. Namun pemberontakan itu gagal dan lebih dari 200 ribu warga sipil tewas

Hubungan Israel-Polandia Memanas Akibat RUU Tentang Holocaustspiegel.de

Polandia kehilangan sekitar 3 juta warga non-Yahudi, termasuk banyak akademisi dan bangsawan selama Perang Dunia II berlangsung. Ibu kotanya, Warsawa, sempat diratakan hingga tanah pada tahun 1944 usai sebuah pemberontakan dilancarkan oleh warga sipil. Pemberontakan itu gagal dan menelan korban tewas sebanyak 200 ribu orang.

Yad Vashem, ketua Pusat Peringatan Holocaust Israel, setuju bahwa ungkapan "kamp kematian Polandia" adalah sebuah pernyataan keliru. Namun baginya, undang-undang tersebut "dapat mengaburkan kebenaran sejarah mengenai bantuan yang diterima Jerman dari orang Polandia".

Salah satu korban selamat dari pembantaian Yahudi yang diwawancarai oleh surat kabar Yedioth Ahronoth, memberi kesaksian bahwa banyak orang-orang Polandia menolak membantu mereka. Sebagian bahkan memilih orang Yahudi yang ditemui kepada pihak berwenang Nazi Jerman.

Namun di sisi lain, Yad Vashem mengatakan sekitar 30.000 sampai 35.000 orang Yahudi atau satu persen dari populasi Yahudi Polandia waktu itu, diselamatkan dengan bantuan orang Polandia sendiri. Menurut catatan Vashem, ada 6.700 orang Polandia yang terlibat dalam usaha penyelamatan tersebut.

Achmad Hidayat Alsair Photo Verified Writer Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya