Ilustrasi virus (pinterest)
Virus cacar monyet bukan merupakan hal yang baru. Kasus pertama penyakit cacar monyet pada manusia ditemukan pada 1970 lalu, yang menimpa seorang anak di Republik Demokratik Kongo. Wabah ini memang tak seperti COVID-19 yang dapat menyebabkan pandemik, walau kekhawatiran mengenai penyebaran virus ini merupakan hal dapat dimengerti.
Awal mulanya, penyakit ini ditemukan menular di dua ekor monyet pada 1958, yang pada akhirnya para peneliti memutuskan untuk mendalami penyakit ini lebih lanjut. Hal tersebut lah mendasari mengapa nama penyakit tersebut adalah cacar monyet.
DIlansir Scientific American, virus ini dapat menyebar melalui kontak dengan manusia atau hewan yang sudah terpapar sebelumnya. Biasanya, virus ini masuk melalui sentuhan, alat pernapasan, dan lainnya.
Gejala awal dari penyakit ini biasanya hanya demam, sakit kepala, hingga kesulitan napas. Namun, jika situasi tak membaik dalam 14 hingga 21 hari, kulit seseorang yang terpapar akan berkeropeng.