Aktivis Mazen al-Hamada Kembali ke Suriah Usai Dijebak Mata-Mata Assad

Jakarta, IDN Times - Penyelidikan dari Belanda mengungkapkan bahwa aktivis terkemuka Suriah, Mazen al-Hamada, kembali ke negaranya usai dibujuk oleh seorang mata-mata Suriah yang menyamar sebagai pengungsi di Belanda.
Hamada merupakan salah satu tokoh yang aktif menentang pemerintah Presiden Bashar al-Assad yang kini telah digulingkan. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun di luar negeri untuk mengungkapkan kebrutalan yang dialaminya di penjara Suriah. Ia mengaku menjadi target penyiksaan fisik, psikologis, dan kekerasan seksual selama penahanan pertamanya pada 2012.
Pria berusia 47 tahun itu kembali ditangkap setelah kembali ke Suriah pada 2020 dan dikirim ke penjara Sednaya yang terkenal kejam di negara tersebut. Ia ditemukan tewas di kamar mayat rumah sakit militer di dekat Damaskus pada Desember 2024 setelah runtuhnya pemerintahan Assad.
1. Assad pancing pengungsi untuk kembali ke Suriah dengan janji rekonsiliasi
Menurut laporan di situs Belanda Alex Nieuws, seorang kontraktor intelijen Suriah yang dikenal sebagai Majed A menerima bayaran sekitar 800 ribu euro (sekitar Rp13 miliar) selama 3 tahun untuk pekerjaannya di Mukhabarat, dinas rahasia pemerintahan mantan presiden Assad. Sebagai bagian dari penyamarannya, ia mengelola sebuah toko furnitur di kota Eindhoven, Belanda.
Berdasarkan informasi, Majed sempat ditolak sebagai agen keamanan karena memiliki catatan kriminal.
“Tetapi Majed ingin membuktikan bahwa dia mampu bekerja untuk Mukhabarat,” kata Ahmed al-Ashqar, pelapor dan penentang keras Assad dari Hama, Suriah.
Ia menambahkan, Majed bekerja sama dengan Mohammad Samouri, kepala intelijen Suriah di London dan mantan wakil konsul di kedutaan di negara tersebut.
Sejak 2020, pemerintah Assad telah mendorong para pengungsi untuk kembali ke Suriah dengan janji rekonsiliasi. Namun, laporan menunjukkan bahwa mereka yang kembali justru ditangkap, menghilang atau disiksa hingga tewas.