WHO Minta Dukungan Internasional untuk Danai Bantuan di Gaza

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Kamis (16/1/2025), mengimbau komunitas internasional untuk mendanai bantuan di Gaza usai Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata awal pekan ini.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa negara anggota, donatur, dan komunitas global, termasuk sektor swasta, harus mendukung kebutuhan kesehatan darurat dan pembangunan kembali sistem kesehatan Gaza dalam jangka panjang.
"PBB tidak dapat menangani respons ini sendirian," kata Rik Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, dilansir dari Reuters.
1. WHO minta hambatan keamanan dan politik dalam pengiriman bantuan diatasi segera
Kesepakatan gencatan senjata tersebut, yang akan dimulai pada Minggu (19/1/2025), mencakup pengiriman 600 truk bantuan ke Gaza setiap hari selama 6 minggu pertama gencatan senjata. Setengah di antaranya akan dikirim ke Gaza utara, di mana krisis pangan yang parah sedang terjadi.
Peeperkorn mengatakan bahwa WHO siap menyalurkan bantuan, namun meminta agar hambatan keamanan dan politik yang signifikan dalam pengiriman bantuan untuk diatasi segera. Ia juga mendesak semua pihak untuk mematuhi kesepakatan gencatan senjata tersebut.
“Sekarang adalah waktunya bagi negara-negara anggota, donatur, dan komunitas global untuk meningkatkan dan menyediakan pendanaan yang fleksibel guna memungkinkan respons yang cepat dan efektif untuk kebutuhan mendesak dan jangka panjang,” ujarnya.
2. Rekonstruksi sistem kesehatan di Gaza menelan biaya yang sangat besar
Peeperkorn mengungkapkan bahwa upaya rekonstruksi sistem kesehatan di Gaza akan memakan biaya yang sangat besar. Menurut perkiraan awal, biaya yang diperlukan mencapai sekitar 3 miliar dolar AS (sekitar Rp49 triliun) untuk tahun depan dan 10 miliar dolar AS (sekitar Rp163 triliun) lagi dalam 6-7 tahun mendatang.
“WHO tetap berkomitmen memenuhi kebutuhan kesehatan mendesak masyarakat di Gaza sekarang dan setelah kesepakatan tersebut berlaku, serta mendukung pembangunan kembali sistem kesehatan Gaza. Ini akan menjadi upaya besar. Kurang dari separuh rumah sakit di Gaza yang berfungsi,” kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
3. Meringankan penderitaan masyarakat Gaza harus menjadi prioritas
Sebelumnya pada Rabu (15/1/2025), Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bahwa prioritas saat ini adalah meringankan penderitaan masyarakat Gaza yang telah menghadapi serangan brutal Israel selama 15 bulan terakhir.
Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 46 ribu warga Palestina tewas dan sebagian besar populasi Gaza, yang berjumlah 2,3 juta jiwa, mengungsi akibat serangan Israel. Guterres menyebut situasi kemanusiaan di sana sebagai bencana besar.
"PBB siap mendukung pelaksanaan kesepakatan ini dan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan kepada ribuan warga Palestina yang terus menderita," kata Guterres kepada para wartawan.
"Adalah hal yang sangat penting agar gencatan senjata ini mengatasi hambatan keamanan dan politik yang signifikan dalam pengiriman bantuan ke seluruh Gaza, sehingga kami dapat mendukung peningkatan besar-besaran dalam dukungan kemanusiaan yang mendesak dan menyelamatkan nyawa," tambahnya.