Presiden Argentina, Javier Milei dan CEO Tesla, Elon Musk. (twitter.com/Javier Milei)
Para aktivis menuding pemerintahan sayap kanan Argentina pimpinan Presiden Javier Milei telah memicu homofobia dan menciptakan iklim intoleransi di negara tersebut.
Sejak menjabat, pemerintahan Milei telah menutup lembaga anti-diskriminasi dan melarang penggunaan bahasa inklusif gender dalam militer. Organisasi-organisasi hak asasi manusia pun menuduh sejumlah politisi terkemuka berkontribusi pada tingginya angka kekerasan terhadap komunitas LGBTQ+ di Argentina.
Menteri Luar Negeri Diana Mondino bahkan pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang pernikahan sesama jenis. Dalam sebuah wawancara televisi, ia menyamakan ide tersebut dengan memiliki kutu rambut di kepala.
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia pada Januari, Presiden Milei juga mengkritik tajam feminisme radikal. Menurutnya feminisme hanyalah pertarungan konyol antara pria dan wanita hanya untuk memberi pekerjaan kepada para birokrat.
"Para pemimpin pemerintah harus berhenti dan mengecam pernyataan-pernyataan yang mendiskriminasi komunitas LGBTQ+. Pernyataan seperti itu dapat menciptakan suasana di mana orang mewajarkan tindak kekerasan terhadap kelompok tersebut," tegas Erin Kilbride, peneliti di Human Rights Watch.