TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kabar Presiden Terguling Sudan Umar al-Bashir yang Dijebloskan Penjara

Sudan tengah mengalami polemik

Reuters/Mohamed Nureldin Abdallah

Eks presiden Sudan, Omar al-Bashir, disebut telah dipindahkan ke penjara Kobar yang terletak di wilayah utara ibu kota Khartoum. Hal ini disampaikan oleh pihak keluarga Bashir kepada AFP Rabu (17/4/2019) kemarin. Selain itu beberapa laporan menyebut jika sejumlah tentara dan milisi kelompok paramiliter mulai dikerahkan di sekitar penjara dengan keamanan tinggi itu sejak Selasa (16/4/2019) malam.

Keberadaan sosok berusia 75 tahun tersebut memang sudah simpang siur sejak dirinya digulingkan oleh pihak militer pada Kamis (11/4/2019) pekan silam. Baik kepala Dewan Militer Transisi dan juru bicaranya berulang kali menyebut jika Bashir tengah di tahan di sebuah tempat yang aman. Muncul spekulasi jika tempat yang dimaksud adalah Istana Kepresidenan, meski dalam pengawasan ketat selama 24 jam.

Ini fakta di balik kabar Omar al-Bashir di penjara Kobar. Simak ulasannya satu per satu.

1. Penjara Kobar, tempat Bashir ditahan, punya reputasi angker di mata rakyat Sudan

Daily Active Kenya

BBC melaporkan jika Bashir tengah mendekam di salah satu sel isolasi di Penjara Kobar. Penjara Kobar dibangun pada masa pemerintahan kolonial Inggris, dan tak pernah dipugar sejak itu, punya reputasi menakutkan di mata rakyat Sudan. Kobar selama ini dikenal sebagai tempat dijebloskannya ratusan tahanan politik yang mengiringi masa pemerintahan eks jenderal tersebut selama tiga dekade belakang.

Meski berkapasitas besar, ukuran ruang disebut amat kecil hingga membatasi ruang gerak para tahanan. Hanya ada satu matras, kamar mandi, suplai air terbatas tanpa saluran udara. Sementara itu pada Rabu (17/4/2019) malam, pihak Dewan Militer kembali mengumumkan pengnangkapan. Mereka yang diringkus adalah dua dari lima saudara Bashir yang berprofesi pengusaha, yakni Abdallah Hassan al-Bashir dan Al-Abbas Hassan al-Bashir.

2. Dialog antara Dewan Transisi Militer dan perwakilan demonstran sempat mandek beberapa kali

Reuters/Umit Bektas

Pihak Dewan Militer yang dikepalai Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mulai mengabulkan sejumlah tuntutan pengunjuk rasa. Antara lain pemecatan jaksa agung, penangkapan beberapa menteri, dan penggabungan sejumlah kelompok militer yang loyal kepada Partai Kongres Nasional pimpinan Bashir. Penyelidikan kasus korupsi pun telah dimulai, di mana para pemilik rekening mencurigakan diminta segera melaporkan diri.

Dilansir oleh Reuters, setelah sempat mandek, pembicaraan antara kubu oposisi dan dewan transisi kembali terjalin. Para perwakilan demonstran yang tergabung dalam  Forces of the Declaration of Freedom and Change (Pasukan Deklarasi Kebebasan dan Perubahan) telah mengajukan dokumen sebanyak dua halaman.

Isinya adalah seruan pembentukan dewan yang dipimpin sipil dengan unsur perwakilan militer. Salah satu poinnya mencantumnya rancangan lembaga eksekutif yang terdiri tidak lebih dari 17 menteri dan parlemen transisi beranggotakan 120 anggota orang untuk mengawasi pekerjaan pemerintah selama dua tahun ke depan.

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya