TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Upaya PBB Mereformasi Politik Irak Didukung oleh Imam Besar Syiah

Demonstrasi sejak awal Oktober telah tewaskan 300 orang

AFP/Sabah Arar

Baghdad, IDN Times - Gelombang protes yang tengah melanda Irak tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Total korban tewas akibat demonstrasi berujung rusuh hingga Senin (11/10) ini telah mencapai lebih dari 300 orang.

Ribuan massa menyuarakan sejumlah isu seperti reformasi di bidang politik, korupsi yang mengakar di pemerintahan, pembukaan lapangan pekerjaan serta protes pelayanan publik yang jauh dari kata memadai. Awalnya gerakan dimulai dari ibu kota Baghdad pada 1 Oktober silam, kemudian menyebar ke wilayah selatan negeri tersebut yang berpenduduk mayoritas Islam Syiah.

Dilansir oleh AFP, PBB dan pengamat HAM mulai khawatir kerusuhan akan meluas dan memakan kian banyak korban. Ulama Syiah terkemuka Irak yakni Ayatollah Ali al-Sistani, merasa situasi takkan mereda jika elit politik tak serius menempuh reformasi yang dijanjikan demi meredakan situasi.

1. Berbicara dengan kepala UNAMI, pemimpin Syiah di Irak yakni Ayatollah Ali al-Sistani mendukung penuh rencana reformasi

AFP/Hussein Faleh

Berbicara dengan kepala Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) yakni Jeanine Hennis-Plasschaert pada hari Senin (11/11), Al-Sistani meminta AS segera membantu pemerintah untuk mewujudkan reformasi. "(Sistani) menjelaskan (dia) mendukung pelaksanaan reformasi serius dalam periode waktu yang bisa diterima semua orang," tutur Hennis-Plasschaert dalam konferensi pers setelah pertemuan di kota suci Najaf.

Ali al-Sistani selama ini memang irit beropini dan hanya angkat bicara tentang politik pada masa krisis. Ia pun punya pengaruh besar atas opini publik di Irak yang mayoritas Syiah. Dalam pembicaraan yang sama, Sistani menyambut baik rekomendasi reformasi yang disodorkan UNAMI.

Dilansir oleh The Telegraph, beberapa poinnya antara lain pembebasan semua demonstran yang ditahan, penyelidikan pembunuhan para pengunjuk rasa, pengumuman jumlah aset para pemimpin politik untuk tindak lanjut tuduhan korupsi, Pemilu dan perubahan konstitusi. Semua diharap rampung dalam tiga bulan ke depan.

2. Jeanine Hennis-Plasschaert selaku kepala UNAMI siap mewujudkan reformasi sistem politik Irak

AFP/Haidar Hamdani

"(Sistani) juga menyatakan keprihatinannya bahwa kekuatan politik (yang ada) tidak cukup serius untuk melakukan reformasi ini," lanjut Hennis-Plasschaert. "Selain itu, (dia) menekankan bahwa para demonstran takkan membubarkan diri tanpa hasil yang dianggap memuaskan."

Beberapa kalangan menyebut pemerintahan Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi tidak mampu menemukan jawaban atas kerusuhan yang digerakkan para pemuda. Setelah sekian lama sulit lepas dari masalah minimnya lapangan kerja dan dilanda kesulitan ekonomi pasca perang, mereka mulai melakukan protes besar-besaran.

Menghadapi massa demonstran yang didominasi anak muda dan tak bersenjata, pihak keamanan Irak dilaporkan menggunakan peluru tajam, gas air mata dan granat kejut. PBB, melalui UNAMI, telah berulang kali meminta seluruh pihak untuk berdamai.

Baca Juga: AS Tarik Sejumlah Pegawai Diplomatiknya dari Irak

Verified Writer

Achmad Hidayat Alsair

Separuh penulis, separuh orang-orangan sawah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya