Menangkis Biden, Putin Sebut AS Bukan Contoh Baik dalam Penegakan HAM
Putin bilang "sulit" menyebut hubungan Rusia-AS akan membaik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membahas mengenai sejumlah isu antara kedua negara saat bertemu di Jenewa, Swiss, pada Rabu, 16 Juni 2021. Salah satu isu yang diangkat adalah mengenai hak asasi manusia (HAM) dan kasus pemimpin opsisi Rusia Alexei Navalny.
Perbincangan antara dua pemimpin yang menurut Reuters berlangsung selama tiga jam lebih itu pun, berjalan secara profesional ketimbang 'bersahabat'. Putin mengaku Biden telah mengangkat kasus Navalny selama pertemuan mereka, dan isu HAM yang ada di Rusia. Putin beranggapan bahwa AS tidak dalam posisi untuk menjadi contoh penghormatan terhadap HAM.
Biden sendiri menyatakan dia mengangkat masalah hak asasi manusia karena persoalan ini telah menjadi jati diri, ada di dalam "DNA" negaranya. Tak hanya itu, menurutnya, isu HAM juga terus diangkat karena nasib warga AS yang dipenjara di Rusia.
Baca Juga: Biden Peringatkan Putin Soal Campur Tangan Pemilu AS
1. Putin beragumen Alexei Navalny sadar akan pelanggarannya dan ingin ditangkap
BBC melaporkan, dalam pertemuan tersebut, terdapat beberapa hal yang belum mencapai titik temu yakni isu mengenai keamanan siber, persoalan Ukraina, dan nasib dari pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. Penangkapan Navalny yang menuai kecaman dari Washington dan Uni Eropa disinggung Biden dalam pertemuan dengan Putin.
Tanpa menyebut nama Alexei Navalny secara langsung, Putin mengatakan pemimpin oposisi itu memang pantas dipenjara karena ia sudah melanggar pembebasan bersyarat dengan sengaja. Yayasan antikorupsinya diakui sebagai organisasi ekstremis karena menyerukan kerusuhan massal dan menyerang polisi.
Putin menyebut Navalny sudah sering melanggar hukum Rusia dengan sengaja. Dia menyebut Navalny sadar dia akan ditahan ketika kembali ke Rusia, setelah menjalani perawatan di rumah sakit Jerman.
Sebelumnya, Navalny mengaku telah diracun atas titah Putin, namun pernyataan itu dijawab dengan sangkalan dari Putin. Menurut Putin, pemimpin oposisi itu tetap datang kendati sadar atas konsekuensi dipenjara.
"Ia mengabaikan persyaratan hukum. Dia tahu dia diinginkan. Namun, dia kembali ke Rusia. Dia ingin ditangkap," kata Putin.
Baca Juga: Pertemuan Biden-Putin Berlangsung Tegang, Tak Ada Makan Bareng
Baca Juga: Putin Tantang Biden Debat Terbuka Usai Dituduh 'Pembunuh'