Warga Palestina Meninggal Dunia di Penjara Israel
Dia ditempatkan di sel isolasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nassar Taqatqa, seorang tahanan Palestina berusia 31 tahun, yang ditahan di sel isolasi di penjara Israel telah meninggal hampir sebulan setelah penangkapannya. Hal itu disampaikan oleh keluarganya.
"Kami terkejut mengetahui kematiannya pagi ini," sepupunya Mohammed Taqatqa mengatakan kepada Al Jazeera pada Selasa, (16/7). Keluarga Nassar sedang menunggu untuk mengetahui informasi lebih lanjut. “Kami masih belum menerima tubuhnya, tapi kita akan lakukan autopsi buat mencari tahu penyebab kematiannya.”
Suhu politik hubungan Israel dan Palestina memang tengah panas. Mei lalu, pasukan Israel menembak hingga mati seorang warga Palestina selama aksi protes mingguan di sepanjang perbatasan dengan Israel. Kejadian yang berlangsung Jumat, 10 Mei 2019 itu disampaikan pejabat di Departemen Kesehatan Palestina di Gaza.
Selain tewasnya pria berusia 24 tahun itu, 30 warga lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel selama aksi tersebut. Aksi protes di sepanjang jalur Gaza itu diikuti ribuan warga Palestina. Juru bicara militer Israel mengatakan pasukan, yang menghadapi sekitar 6.000 warga itu, melepaskan tembakan ketika beberapa dari warga itu mendekati pagar pembatas.
Berikut kronologi tewasnya warga Palestina di penjara Israel:
Baca Juga: Gaza Semakin Memanas, Warga Palestina Ditembak Mati Tentara Israel
1. Taqatqa ditangkap pada 19 Juni setelah pasukan Israel menyerbu rumah keluarganya
Laman Aljazeera.com melaporkan, Taqatqa ditangkap di desa Beit Fajjar di selatan kota Bank Bethlehem Barat yang diduduki oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) karena dicurigai terlibat dalam "kegiatan yang bermusuhan dengan keamanan negara," kata Layanan Penjara Israel.
Dia awalnya dibawa ke pusat interogasi Jalameh yang terkenal kejam, tempat yang sebelumnya tahanan dilaporkan mengalami pelecehan fisik dan psikologis di tangan perwira Israel. Dua minggu kemudian, dipindahkan ke penjara Nitzan di al-Ramleh dan ditempatkan di sel isolasi, menurut Pusat Studi Tahanan Palestina.
Amina al-Taweel, peneliti di Pusat Studi Tahanan Palestina, menggambarkan pusat penahanan Nitzan sebagai “salah satu penjara terburuk” di Israel.
“Penjara ini terkenal kondisi yang mengerikan dan penjaga yang kejam,” dia mengatakan kepada Al Jazeera. "Selama penahanan Taqatqa, dia tidak diizinkan mengakses pengacaranya, kunjungan keluarga, atau komunikasi apa pun dengan orang lain."
Baca Juga: Palestina Sambut Baik Kemenangan Jokowi Pimpin Kembali Indonesia
Penulis : Naila Pringgadani