TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bantah Tuduhan AS, China: Kami Gak Akan Kirim Senjata ke Rusia

Ini jawaban China atas kecaman Menlu AS Antony Blinken

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin. (Twitter.com/MFA_China)

Jakarta, IDN Times – Beijing membantah klaim Amerika Serikat (AS) bahwa China sedang mempertimbangkan untuk mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina.

Selain itu, China juga merasa AS tidak dalam posisi untuk mengajukan tuntutan, setelah Menteri Luar Negeri (AS) Antony Blinken memperingatkan Beijing agar tidak memberikan senjata ke Rusia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, pada Senin (20/2/2023). Dia mengatakan bahwa China tidak akan menerima segala tuduhan yang dilayangkan Washinton atas hubungan Beijing-Moskow.

“AS tidak dalam posisi untuk menuntut China,” kata Wenbin, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: AS Ultimatum China Agar Tak Dukung Rusia Invasi Ukraina

1. AS dan Uni Eropa khawatir dengan kemungkinan China kirim senjata ke Rusia

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. (Twitter.com/SecBlinken)

Komentarnya muncul setelah Blinken menyatakan "kekhawatiran mendalam" tentang kemungkinan China memberikan dukungan material yang mematikan ke Rusia.

“Sampai saat ini, kami telah melihat perusahaan China memberikan dukungan non-mematikan ke Rusia untuk digunakan di Ukraina. Kekhawatiran kami sekarang didasarkan pada informasi yang kami miliki bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan yang mematikan,” kata Blinken kepada CBS News, setelah dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Sabtu di Konferensi Keamanan Munich.

Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pun mengatakan, kemungkinan China memberikan senjata ke Rusia akan menjadi “garis merah” bagi hubungan kedua entitas.

Borrell menuturkan, dia menyatakan "keprihatinan yang kuat" kepada Wang Yi dan memintanya untuk menahan diri dari pengiriman senjata ke Rusia.

2. China menjaga hubungan dengan Rusia di tengah perang Ukraina

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/President of Russia)

Menanggapi tuduhan Blinken, Wenbin mengatakan bahwa kemitraan Beijing dengan Moskow dibangun atas dasar non-blok dan non-konfrontasi.

Menteri Wang Yi dijadwalkan berada di Moskow pada Senin malam untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada Februari 2022, tak lama sebelum Rusia menginvasi Ukraina, China menjanjikan kemitraan "tanpa batas" dengan Rusia, yang memicu peringatan di Barat.

China juga menahan diri untuk tidak mengutuk perang atau menyebutnya sebagai "invasi". Sebaliknya, Beijing menyalahkan AS dan NATO karena memprovokasi Kremlin. China juga mengecam sanksi yang dikenakan pada Rusia.

Sejak perang dimulai, hubungan ekonomi Beijing dan Moskow telah berkembang pesat karena hubungan Moskow dengan Barat telah menyusut. Barat mengkritik tanggapan China terhadap perang Ukraina, dengan beberapa peringatan bahwa kemenangan Rusia akan mewarnai tindakan China terhadap Taiwan.

Baca Juga: Bantu Perkuat Taiwan, Perusahaan Senjata AS Disanksi China

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya