TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diancam Badan Atom Dunia, Iran Malah Tambah Jumlah Uranium

Iran juga pakai sentrifugal canggih di dua lokasi nuklir

Ilustrasi uranium. (Pixabay.com/ar130405)

Jakarta, IDN Times - Iran telah meningkatkan pengayaan uraniumnya dan penggunaan sentrifugal canggih di dua lokasi nuklir. Kebijakan itu merupakan tanggapan atas resolusi yang dikeluarkan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk mengecam Iran.

Media pemerintah, pada Selasa (22/11/2022), mengonfirmasi bahwa Iran telah memperkaya uraniumnya di pembangkit nuklir Fordow menjadi 60 persen. Adapun resolusi tersebut dikeluarkan pada Kamis lalu.  

Iran juga telah memasukkan gas ke sentrifugal di pabrik nuklir Natanz di Isfahan, yang merupakan bagian dari proses pengayaan, kata laporan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.

Baca Juga: Iran Tolak Nyanyikan Lagu Kebangsaan saat Hadapi Inggris, Protes!

1. Iran perkaya uranium di sejumlah titik

Proses pengayaan uranium oleh Iran yang menuai kontroversial dari dunia internasional. (Twitter.com/Donald_H_Marks)

Iran awalnya meningkatkan pengayaan uraniumnya hingga 60 persen di Natanz pada April 2021, setelah serangan terhadap fasilitas yang dituduhkan pada Israel. Sejak itu, Iran telah menggunakan mesin yang lebih canggih guna memungkinkan pengayaan lebih cepat dan peralihan yang lebih muda.

Pengayaan juga sudah terjadi di Fordow, tetapi di tingkat yang lebih rendah. Tingkat pengayaan saat ini masih di bawah kemurnian 90 persen lebih yang diperlukan untuk sebuah bom nuklir, yang telah dijanjikan Iran tidak akan pernah untuk dibuat.

Tapi, pengayaan yang dilakukan jauh melebihi tingkat 3,67 persen yang disepakati, sebagai bagian dari kesepakatan nuklir 2015. Amerika Serikat (AS) secara sepihak meninggalkan kesepakatan itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), pada 2018.

2. IAEA ancam seret Iran ke Dewan Keamanan PBB

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanani, mengumumkan bahwa Teheran telah mengambil tindakan sebagai tanggapan atas resolusi IAEA, tetapi tidak membocorkan rinciannya.

Dia juga mengutuk kecaman itu sebagai langkah politik yang diklaim tidak memiliki dasar teknis.

Resolusi tersebut adalah yang kedua disahkan dalam enam bulan untuk mengkritik Iran, karena kurangnya kerja sama dengan pengawas nuklir terkait kasus partikel nuklir buatan manusia yang ditemukan pada 2018 di beberapa situs nuklir, dan karena membatasi kemampuan pemantauan IAEA.

Kedua resolusi diperkenalkan oleh AS dan E3, Prancis, Jerman, dan Inggris, serta disetujui oleh mayoritas dari 35 anggota dewan. Namun, kecaman terbaru menggunakan bahasa yang lebih serius, yaitu mengancam akan membawa kasus ini ke Dewan Keamanan PBB jika Teheran tidak mulai bekerja sama.

Baca Juga: Demonstran Iran Diduga Bakar Rumah Ayatollah Khomeini

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya