TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Donald Trump Umumkan Maju Lagi di Pilpres AS 2024

Trump menghadapi banyak tuduhan hukum

Donald Trump menari dengan musik saat ia akan turun dari panggung pada akhir reli kampanye di Carson City, Nevada, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Jakarta, IDN Times - Donald Trump telah mengumumkan rencananya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat (AS) pada 2024. Deklarasi itu disampaikan di perkebunan Mar-a-Lago Florida pada Selasa (15/11/2022), seminggu setelah Partai Republik gagal memenangkan mayoritas kursi di Kongres pada pemilu sela.

Melalui pidato yang disiarkan langsung di televisi AS, Trump berbicara kepada ratusan pendukungnya di sebuah ballroom yang dihiasi beberapa lampu gantung dan berjajar puluhan bendera Amerika.

“Untuk membuat Amerika hebat lagi, malam ini saya mengumumkan pencalonan saya sebagai presiden Amerika Serikat,” kata pria berusia 76 tahun, dilansir Al Jazeera.

“Saya mencalonkan diri karena saya percaya dunia belum melihat kejayaan sebenarnya dari bangsa ini. Kami akan kembali mengutamakan Amerika,” tambahnya, disambut sorak sorai para pendukungnya.

Baca Juga: Donald Trump Resmi Menggugat CNN Sebesar Rp7,2 Triliun

1. Deklarasi awal sebagai strategi kampanye Trump

Mantan Presiden AS Donald Trump saat melakukan reli kampanye di Bandara Muskegon di Muskegon, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (17/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Pada hari yang sama, relawan Trump telah mengajukan dokumen ke Komisi Pemilihan Federal AS untuk membentuk komite yang disebut “Donald J Trump untuk Presiden 2024”.

Ada jalan panjang menanti Trump sebelum Partai Republik menentukan jagoannya pada musim panas 2024, dengan kontes tingkat negara bagian pertama lebih dari setahun lagi.

Analis meyakini deklarasi Trump merupakan caranya mempersiapkan diri untuk menghadapi calon kandidat lainnya, seperti Gubernur Florida Ron DeSantis dan mantan wakil presiden Trump, Mike Pence

“Dia mengungguli (calon kandidat) Partai Republik lainnya. Menjadi Donald Trump, dia akan menjebak kandidat lain yang ingin maju, seolah-olah mereka tidak loyal kepada Trump sebagai mantan presiden,” kata ahli strategi Partai Republik, Adolfo Franco.

2. Komposisi Republik di parlemen tidak menguntungkan Trump

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada wartawan di pesawat Air Force One saat ia kembali dari New Hampshire ke Washington, Amerika Serikat, Jumat (28/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria)

Semula, Trump berencana untuk memulai kampanye setelah Partai Republik berhasil memenangkan pemilu sela. Namun, hasil pemilu justru menguntungkan Partai Demokrat karena berhasil mempertahankan kursi mayoritas di Senat dan Partai Republik gagal merebut Dewan Perwakilan Rakyat.

Kekalahan tersebut mendorong beberapa tokoh Republik, secara terbuka, menyalahkan Trump karena mempromosikan kandidat lemah. Meski dipojokkan, Franco menilai bahwa Trump tetap kekuatan yang tangguh.

“Partai Republik, sejujurnya, hanya setia kepadanya. Dan saya pikir kehilangan basis itu akan merugikan kita di tahun 2024. Dalam banyak hal, hari ini adalah titik terendah Donald Trump,” ujarnya.

Baca Juga: FBI: Ada Dokumen Soal Nuklir Negara Asing di Rumah Trump

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya