TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemilu Kamboja: Partai PM Hun Sen Diprediksi Menang Mudah

Tidak ada oposisi yang memberikan tantangan serius

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen tiba pada peringatan 41 tahun runtuhnya rezim Khmer Merah di Phnom Penh, Kamboja, pada 7 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Jakarta, IDN Times - Pemungutan suara untuk pemilihan umum Kamboja telah berakhir. Partai Rakyat Kamboja (CPP), yang dipimpin Perdana Menteri Hun Sen, diperkirakan bakal mengamankan kemenangan mudah.

Banyak kritikus yang menyebut pemilihan kali ini sebagai pesta demokrasi paling tidak bebas dan tidak adil di Kamboja dalam beberapa dekade terakhir.

Pemungutan suara dimulai pada Minggu (23/7/2023) dari pukul 07:00 pagi hingga pukul 15:00 waktu setempat. Sekitar 9,7 juta orang memiliki hak suara di negara berpenduduk 16 juta warga itu, dilansir Al Jazeera.

Baca Juga: Kasus TPPO Jual Ginjal, Transplantasi Dilakukan di RS Militer Kamboja

1. Hun Sen disebut ingin mewariskan kekuasaan kepada anaknya

Hun Sen, Perdana Menteri Kamboja (Twitter.com/Office of Cambodia PM)

Di samping CPP yang telah berkuasa lama, ada juga 17 partai kecil yang berpartisipasi dalam pemilu. Tapi, tidak ada partai yang memberikan tantangan serius bagi kepemimpinan otoriter Hun. Partainya diperkirakan akan mempertahankan 125 kursi di majelis nasional.

Satu-satunya penantang oposisi yang kredibel, Partai Lilin, didiskualifikasi dari pemilu pada Mei karena perkara teknis. Hal itu mendapat kecaman dari banyak pihak dan disebut sebagai upaya Hun Sen untuk menekan demokrasi di Kamboja.

Sebagai pemimpin terpilih terlama di Asia, Hun Sen telah mengonsolidasikan kekuasaan di Kamboja selama 38 tahun terakhir. Kemenangan pemilu ini disebut-sebut akan membuka jalan baginya untuk menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Hun Manet, yang merupakan kepala tentara Kamboja.

2. Banyak oposisi yang dibungkam

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Oposisi dan kelompok hak asasi manusia mengecam pemilu tersebut karena kurangnya persaingan yang kredibel, serta taktik Hun Sen yang telah membungkam semua lawan politiknya.

Pendukung oposisi ditangkap menjelang pemungutan suara karena diduga mendorong pembusukan surat suara sebagai protes. Sementara penyedia layanan internet diperintahkan untuk memblokir akses ke situs web beberapa berita dan outlet informasi independen.

Komite Pemilihan Nasional (NEC) melaporkan pada Minggu bahwa hampir 60 persen pemilih terdaftar telah memberikan suara pada pukul 11 ​​pagi. Ada dua orang yang ditangkap berdasarkan undang-undang yang baru disahkan, karena mereka dianggap ingin merusak suara.

Salah satu dari mereka yang ditangkap telah menggambar "X" di atas kertas suara mereka dan mengunggah gambar di media sosial. Adapun orang kedua telah memasukkan surat suara ke dalam saku mereka untuk mengeluarkannya dari TPS dan membuangnya, kata juru bicara NEC Som Morida.

“Saya sangat menghargai keberanian mereka. Itu adalah ekspresi kemarahan, kebencian, pembangkangan nyata, ”kata Mu Sochua, pemimpin oposisi yang tinggal di pengasingan.

Baca Juga: Kasus TPPO Jual Ginjal ke Kamboja, Oknum Polri dan Imigrasi Terlibat

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya