TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makin Ditekan Barat, Rusia Perkuat Hubungan dengan Sudan

Rusia akan bangun pangkalan militer di Luat Merah

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (twitter.com/mfa_russia)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, bertemu dengan para pejabat Sudan di ibu kota Khartoum, dalam kunjungannya pada Kamis (9/2/2023). Kementerian Luar Negeri mengungkap, lawatan Lavrov bertujuan meningkatkan koordinasi ekonomi dan diplomatik, serta investasi infrastruktur kedua negara. 

Kunjungan ini merupakan bagian dari tur Afrika yang dilakukan Lavrov untuk memperluas pengaruh Moskow, di saat Barat berusaha untuk mengisolasinya dengan serangkaian sanksi.

"Kami membahas kebutuhan untuk berkoordinasi dalam lembaga internasional, mereformasi Dewan Keamanan (PBB), dan membangun dunia multipolar," kata Lavrov, dikutip dari Reuters

Baca Juga: Zelenskyy Tuduh Rusia Ingin Rusak Stabilitas Moldova

1. Rusia dan Barat saling perluas pengaruhnya di Sudan

Lawatan Lavrov dilakukan saat penguasa militer Sudan sedang berdialog dengan beberapa kekuatan politik untuk mengembalikan pemerintahan sipil di negaranya, setelah kudeta militer pada Oktober 2021. Kudeta tersebut menyebabkan Sudan terputus dari miliaran dolar pembiayaan internasionalnya.

Sebelumnya, pada minggu ini, Khartoum telah menerima kunjungan dari beberapa utusan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan negara-negara lainnya yang mendukung dialog tersebut. 

Dalam kesempatan itu, Barat juga mengungkapkan kekhawatirannya mengenai perluasan pengaruh Rusia di wilayah Sahel Afrika dan perbatasannya.

Menanggapi hal tersebut, Lavrov menuding Barat mencoba untuk menghalangi upayanya membangun dunia multipolar. 

"Delegasi Barat mengikuti langkah kami dan mencoba menghalangi upaya kami untuk memiliki dunia multipolar," kata Lavrov.

2. Rusia ungkap kesepakatan buka pangkalan di Laut Merah

ilustrasi kapal (unsplash.com/Vidar Nordli-Mathisen)

Dewan militer pemerintahan Sudan sebelumnya telah mempertimbangkan Rusia membuka pangkalan angkatan lautnya di sepanjang garis pantai Laut Merah, yang berada di timur negara itu. Wilayah itu strategis dan diperebutkan oleh negara-negara Teluk.

Dalam kunjungannya, Lavrov mengatakan bahwa kesepakatan tersebut sebelumnya telah dicapai saat pemerintahan Presiden Omar al-Bashir, dan kini sedang menunggu Undang-Undang negara untuk implementasinya.

Mengutip laporan Aljazeera, banyak analis dan pengamat yang mengkritik langkah tersebut. Mereka mengatakan Moskow hanya tertarik untuk mengembangkan kepentingannya sendiri, daripada memperluas kekuatan ekonomi Khartoum.

Baca Juga: Bulgaria Akan Veto Sanksi Uni Eropa yang Sasar Energi Nuklir Rusia

Verified Writer

Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya