TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Cegah ISIS Menyusup, Irak Bangun Tembok Raksasa di Perbatasan Suriah

ISIS masih menjadi ancaman nyata di Irak

Bendera Irak (energyintel.com)

Jakarta, IDN Times - Irak sedang membangun tembok beton di sepanjang perbatasannya dengan Suriah, untuk mencegah ekstremis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menyusup ke negaranya. 

Dilansir dari Alarabiya News, konstruksi tahap pertama tembok tersebut memiliki panjang belasan kilometer dengan tinggi 3,5 meter. Pembangunan dilakukan di Provinsi Nineveh, Irak. 

Baca Juga: 10 Cabang ISIS di Berbagai Belahan Dunia Selain ISIS-K 

1. Irak ingin lebih serius untuk hentikan infiltrasi ISIS

Irak diketahui memiliki perbatasan sepanjang lebih dari 600 kilometer dengan Suriah. Perbatasan tersebut sering kali menjadi jalur operasi kelompok ISIS, baik dalam merekrut anggota baru hingga penyelundupan senjata. 

Atas dasar itulah Irak berusaha untuk menghentikan infiltrasi anggota ISIS ke wilayahnya dengan membangun tembok raksasa. Walau begitu, belum diketahi secara pasti berapa lama pembangunan tembok akan selesai. 

Pada 2018, Irak telah mulai membangun pagar di sepanjang perbatasan Suriah untuk alasan yang sama, dilansir The National. Tembok itu sedang dibangun di daerah yang menghadap Kota Al Shaddadi, tepatnya di bagian selatan Provinsi Hasakeh, Suriah.

2. Irak menahan 1.000 anak-anak yang diduga bergabung ISIS pada Februari 2022

ISIS masih menjadi permasalahan serius bagi keamanan Irak hingga saat ini. Walau Irak telah mengumumkan kemenangan atas ISIS pada 2019 lalu, kelompok yang diproklamirkan oleh Abu Bakar al-Baghdadi itu masih menjadi ancaman dengan melakukan berbagai perekrutan dan operasi kecil. 

Dilansir Human Rights Watch, Irak berhasil menangkap sekitar 1.000 anak-anak yang diduga bergabung pada Februari 2022. Rata-rata anak yang berhasil ditangkap ternyata berusia sembilan tahun.

Belum diketahui secara pasti apakah anak-anak tersebut akan beroperasi di wilayah Irak atau dikirim menuju Suriah. Di sisi lain, para anak-anak mendapatkan tindakan represif oleh otoritas Irak saat diintegrasi dan ditanya apakah mereka berafiliasi dengan ISIS atau tidak. 

ISIS diketahui gemar merekrut anak-anak untuk menempati berbagai posisi. Ada yang diajak berperang, memasak, mengemudi, hingga mengikuti pelatihan militer layaknya yang dilakukan orang dewasa. 

Baca Juga: ISIS Umumkan Abu al-Hassan al-Hashimi sebagai Khalifah Terbarunya

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya