TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fatwa Baru Taliban: Larang Perempuan Afghanistan Studi ke Luar Negeri

Diskriminasi Taliban terhadap perempuan masih berlanjut

ilustrasi bendera Afghanistan (pixabay.com/chiplanay)

Jakarta, IDN Times - Taliban mengumumkan fatwa terbarunya yaitu melarang para perempuan meninggalkan negaranya untuk alasan studi di Kazakhstan dan Qatar. Hanya laki-laki saja yang diizinkan terbang keluar dari Afghanistan untuk belajar, kata sumber tersebut pada Jumat (26/08/2022), dikutip dari Sputnik

Sejak Afghanistan dikuasai Taliban, banyak laporan terkait diskriminasi terhadap wanita. Bahkan, pembelajaran bagi anak-anak perempuan sempat dihentikan oleh Taliban dengan dalih mengubah kurikulum pendidikan. 

Baca Juga: Nestapa Perempuan Afghanistan di Satu Tahun Kekuasaan Taliban 

1. Berbagai diskriminasi dialami oleh para perempuan Afghanistan

Taliban telah melarang perempuan Afghanistan bekerja di luar rumah dan telah memperkenalkan segregasi berbasis gender di sekolah-sekolah. Anak perempuan tidak diperbolehkan untuk menerima pendidikan setelah menempuh kelas enam.

Selain itu, Taliban memaksa semua perempuan untuk menutupi wajahnya saat berada di depan umum. Mereka juga tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan hiburan dan mengunjungi taman bersama pria. 

Sejak rezim Afghanistan berganti pada Agustus 2021, Taliban memberlakukan kebijakan yang sangat membatasi hak-hak dasar, terutama kepada perempuan dan anak perempuan.

Para penyiar TV perempuan juga harus menutupi wajah mereka saat melakukan siaran langsung maupun tak langsung.

2. Kebijakan Taliban berbeda dengan pernyataan di konferensi pers pertama

Taliban telah melanggar hak perempuan dan anak-anak atas pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan bergerak, serta menghancurkan sistem perlindungan sosial. Selain itu, Taliban juga memperlemah dukungan bagi mereka yang melarikan diri dari kekerasan dalam rumah tangga.

Taliban juga menahan perempuan dan anak perempuan karena pelanggaran kecil. Selain itu, Taliban juga dianggap telah mempromosikan pernikahan anak dan pernikahan paksa di Afghanistan.

Taliban sebelumnya telah menjanjikan masyarakat yang inklusif dan kesetaraan pada konferensi pers pertama mereka setelah pengambilalihan Afghanistan. Namun, pernyataan tersebut tampaknya hanya sebagai janji belaka. 

Menurut penduduk setempat, Taliban telah mencegah wanita menggunakan smartphone. Untuk memperoleh perlindungan, ada laporan bahwa Kementerian Urusan Perempuan Afghanistan sering memeras uang demi memberikan perlindungan penting.

Baca Juga: ICRC: Afghanistan Akan Jadi Lautan Konflik Jika Bantuan Tak Datang

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya